BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com- Menjelang penerimaan siswa baru tahun ajaran 2018, DPRD Kota Balikpapan mengingatkan Pemerintah Kota agar tidak lagi bermasalah seperti tahun-tahun sebelumnya.
Pasalnya, penerimaan siswa baru pada tahun ajaran sebelumnya banyak bermasalah. Hal itu karena jumlah rombel dan siswa yang ingin masuk sekolah negeri tak sebanding.
“Kan pembelajaran tahun-tahun sebelumnya ini membludak,” ujar Wakil Ketua DPRD Kota Balikpapan Syarifuddin Odang (15/5/2018).
Dia memperkirakan, tahun ajaran baru ini juga kembali jumlah siswa yang ingin masuk sekolah negeri akan membludak. Sementara sarana maupun fasilitasnya jusru tak seimbang.
“Penambahan penduduk sekian, tapi tidak diimbangi dengan jumlah rombel yang ada, harusnya ditambah,” tandasnya.
Dia meminta pemerintah harusnya bisa merubah cara berpikir masyarkat yang selalu ingin anaknya masuk sekolah negeri. Hal itu karena gratis dan tak mengeluarkan biaya.
“Kenapa selalu ngotot mau masuk di negeri karena masalahnya itu tidak ada pungutan soal SPPnya atau sumbangan yang lain, sehingga berbondong-bondonglah,” ujarnya
Termasuk kata Odang, yang paling penting adalah bagaimana masyarakat juga menganggap bahwa kualitas sekolah swasta juga tak kalah atau sama dengan sekolah neger.
“Tempo hari waktu kami di komisi 4 itu coba ada penanganan khusus kita, itu kan ada evaluasi dari sekolah khusus di swasta sehingga cara berpikir masyarakat ini,” imbuhnya.
“Kita mau merubah sebenarnya di swasta itu selevel dengan negeri. Ada subsidi anggaran yang selama ini masyarakat yang memang menengah kebawah,”sambungnya.
Odang pun menyarankan, agar ada pendampingan sekolah swasta dari sekolah negeri untuk meyakinkan masyarakat bahwa kualitas sekolah swasta juga sama dengan sekolah negeri.
“Swasta ini harus ada pendampingan dari negeri, beberapa sekolah-sekolah baik di SD, SMP , sehingga kalau ini selevel dengan negeri orang tidak perlu di suruh masuk swasta mereka sudah masuk,” kritik politisi Hanura ini.
“Tapi ada juga di swasta orang mau masuk berbondong-bondong sudah jauh hari tapi sudah tutup. kenapa yang berkualiatasnya juga kedua masyarakat menengah kebawah tidak mampu, kenapa karena biayanya sangat tinggi.”pungkasnya.