PALU, Inibalikpapan.com – Polda Kaltim mengerahkan puluhan polisi wanita (polwan) dan anggota Bhayangkari ke Kota Palu. Mereka membawa bantuan logistik untuk korban gempa yang terjadi di Sulawesi Tengah (Sulteng), Jumat (28/9/18) lalu.
Selain polwan dan anggota Bhayangkara, jajaran pejabat utama Polda Kaltim juga ikut bertolak ke Kota Palu. Semua dalam satu rombongan yang dipimpin Wakapolda Kaltim Brigjen Pol Lukman Wahyu Hidayat.
“Rombongan tiba Kamis (4/10/2018) malam. Membawa bantuan logistik untuk dibagikan kepada korban gempa di Kota Palu, Kabupaten Donggala dan Kabupaten Sigi,” kata Wakapolda Kaltim melalui Kabid Humas Polda Kaltim Kombes Pol Ade Yaya Suryana saat ditemui di Mapolda Sulteng, Kota Palu.
Bantuan logistik didistribusikan hari ini, Jumat (5/10/2018). Pendistribusian dilakukan langsung oleh rombongan yang mayoritas polwan dan anggota Bhayangkara itu.
“Hari ini kita jalan untuk sebar bantuan di beberapa titik posko pengungsian gempa,” sambungnya.
Jumlah seluruh rombongan adalah 53 orang. Polwan dan anggota Bhayangkara seluruhnya ada 39 orang. Sebanyak 9 orang polisi, dan sisanya pejabat utama. Rencananya, rombongan Polda Kaltim yang dipimpin Wakapolda ini akan berada di Kota Palu selama satu pekan.
“Pejabat utamanya ada Pak Wakapolda. Pak Wakapolda yang pimpin rombongan. Pejabat utama lain di antaranya Kasat Brimob, Kabid Propam, Karo Rena dan Kabid Dokkes Polds Kaltim,” ujar Ade.
Seperti diberitakan, terjadi gempa bumi dengan kekuatan 7,7 skala richter (SR) di Sulteng. Daerah paling terdampak yakni Kota Palu, Kabupaten Sigi dan Kabupaten Donggala.
Selain gempa, tsunami juga terjadi di Kota Palu. Sementara di Kabupaten Sigi, terjadi pergeseran tanah disertai lumpur yang mengakibatkan ratusan rumah warga tertimbun.
Sementara terkait situasi dan kondisi Kota Palu saat ini, Jumat (5/10), perlahan mulai membaik. Terlepas dari banyaknya infrastruktur yang rusak.
Beberapa toko dan warung penjual makanan sudah ada yang buka. Berbeda dengan hari-hari sebelumnya pasca gempa. Situasi keamanan juga mulai kondusif. Penjarahan yang banyak terjadi, kini sudah tak ada lagi.