BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com –Dinas Perhubungan Kota Balikpapan tengah susun masterplan transportasi kota Balikpapan, seiring dengan ditetapkannya Ibu Kota Negara (IKN) pindah ke Kalimantan Timur. Dengan pindahnya IKn di Kaltim, otomatis Balikpapan menjadi kota penyangga, karena merupakan pintu gerbang Kalimantan Timur (Kaltim).
Kepala Dinas Perhubungan Kota Balikpapan Sudirman Djayaleksana mengatakan Dishub Balikpapan lakukan sinkronisasi dengan masterplan transportasi IKN dari Kementrian Perhubungan Republik Indonesia. Satu misal, kata Dirman membangun rel kereta api dan jalan layang yang menghubungkan Bandara Sepinggan Balikpapan dengan tol.
“Kemenhub beberapa kali paparan di kota ini nanti ada kereta api dan jalan layang penghubung Bandara Sepinggan dan jalan tol. Balikpapan sebagai penyangga diharapkan tidak seperti penyangga-penyangga di Jakarta seperti Jabodetabek transportasi daratnya tidak sesuai,” kata Dirman.
Dirman mengatakan transportasi merupakan urat nadi transportasi, karena penguhubung kegiatan masyarakat yang berpindah dari satu tempat ketempat lain. Sehingga akan dilakukan menyesuaikan Rancangan Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) yang ada.
Lebih lanjut Dirman mengatakan, Pemerintah kota telah melangsungkan lelang terbuka terkait masterplan transportasi di Balikpapan. Hasil lelang terbuka sudah diumumkan. Saat ini masterplan sendiri sudah masuk dalam pengadaan barang dan jasa.
“Yang menang diharapkan benar-benar menguasai perencanaan perhubungan kota Balikpapan sebagai penyangga seperti apa. Diharapkan tidak bertentangan , harus saling menunjang dengan masterplan Kementrian Perhubungan,” kata Dirman.
Dishub Kota Balikpapan sendiri sudah menyusun perencanaan agar sistem transportasi di Balikpapan menyesuaikan dengan pertumbuhan jumlah penduduk dan kepadatan arus lalu lintas. Dishub mewacanakan penambahan Sarana Angkutan Umum Masal (SAUM) yang melintasi enam rute. Rute yang baru terealisasi adalah SAUM rute Terminal Batu Ampar – Kariangau dan sebaliknya.
Sementara Saum rute Terminal Batu Ampar – Pelabuhan Semayang dan Bandara Sepinggan saat ini masih dilakukan kajian. Karena dikhawatirkan memicu konflik pengemudi SAUM dengan sopir angkot. Dishub saat ini tengah mengkaji kemungkinan penambahan trayek baru angkot ke dalam pemukiman baru yang belum dilalui transportasi umum. Sehingga sopir angkot tidak kehilangan mata pencaharian karena penumpang beralih menggunakan bus SAUM.
“Kita mau kembangkan ini kan belum tuntas karena masalah sosial. Kita mau SAUM ini jangan sampai bikin masalah baru. Jadi kita mau tambah trayek ke pemukiman berkembang. Nanti SAUM tidak boleh masuk kesana. Inis edang kita tambah trayek angkot ke pemukiman berkembangbyang tidak dilalui SAUM. Ini masih kita kaji,” kata Dirman.