BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com — Kota Balikpapan saat ini terus berupaya untuk menuju ke kota layak anak. Pasalnya, dari evaluasi 2019 kota Balikpapan masih diposisi Nindya atau posisi tingkatan tengah dari kota layak anak
Kabid Perlindungan Anak, Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Kota Balikpapan, Moh. Kosyim mengatakan Balikpapan belum kota layak anak yang mana belum melakukan inisiasi, beberapa program belum jalan.
“Untuk menuju kota layak anak itu ada tingkatannya,dimulai dari paling rendah yakni pratama, madya, nindya, utama, dan yang paling tinggi kota layak anak,” ujar M Kosyim kepada media, Selasa (18/01/2021).
Dikatakan Kosyim, untuk di Indonesia itu belum ada satu kotapun yang layak anak yang ada baru utama itupun hanya ada 3 koya yaitu Solo, Surabaya, dan Denpasar. Dimana untuk mencapai kota layak anak, kota tersebut harus menjalankan 5 klaster perlindungan anak.
“Dari 5 klaster itu, 4 klaster diantaranya program pencegahan, dan satu klaster lainnya program perlindungan kekerasan pada anak,” akunya.
“Saat ini Balikpapan baru nindya belum utama, tapi dilihat dari nilainya nindya itu bisa tergelincir dibawahnya lagi ke madya,” sambungnya.
Sebelum ke nindya, Balikpapan terlebih dahulu madya selama dua tahun di 2017 dan 2018, barulah naik ke nindya pada 2019 itupun menurut informasi nilainya sangat minim.
“Nah ukuranya kota layak anak ini bukan hanya diukur berapa terjadi kekerasan, tapi yang 5 klaster, bagaimana kota ini melakukan pencegahan dari 4 klaster itu kemudian juga bagaimana kota itu menangani kasus-kasus kekerasan itulah yang menjadi ukuran bahwa kota itu dikatakan kota layak anak,” ujarnya.
Kosim menambahkan, untuk 2020 tidak ada evaluasi karena terbentur pandemi, sehingga dengan adanya pandemi pranata kehidupan dan pranata program kantor banyak melakukan perubahan, jadi banyak kegiatan yang sudah direncanakan itu tidak bisa terlaksana sampai akhir tahun.
“Bicara 2020 kita masih berpedoman atau memegang evaluasi tahun 2019, karena 2020 belum ada evaluasi,” ujarnya.
Untuk berbicara pencegahan, kota Balikpapan memang ada kelebihan-kelebihan dibandingkan kota lain karena Balikpapan itu diantara kota-kota yang ada di Kaltim atau Kaltara satu-satunya kota yang mendapatkan nindya, lainya masih madya seperti Bontang, Kutai Kartanegara dan Samarinda.
“Jadi Balikpapan yang terbaik dari kota-kota lain di Kaltim, artinya belum ada kota layak anak, kelebihan-kelebihan kita tidak bisa mengukur misalnya Paser atau PPU lebih rendah dari Balikpapan dalam hal kategori, tapi ada poin-poin di kota itu yang lebih unggul dari Balikpapan atau sebaliknya,” akunya.
Beberapa inovasipun dilakukan oleh DP3AKB untuk menuju kota layak anal, salah satunya dengan membuat Pusat Pembelajaran Keluarga (Puspaga) yang di Kota lain belum semuanya ada. Dimana sebagai wadah menyalurkan permasalahan-permasalahan keluarga yang bisa dikonsultasi ke ahlinya seperti psikolog yang bisa memberikan pembelajaran kepada keluarga yang punya masalah.
“Misalnya anak susah diatur, suka melawan, atau suaminya selingkuh mereka kunsultasi ke psikolog, jadi permasalah keluarga baik anak atau suami istri itu permasalahan bisa dikonsulatasikan ke Puspaga,” tutup Kosyim.