Dinsos Balikpapan Tangani Pekerja Terlantar, Edy Gunawan : Kolaborasi CSR dan Masyarakat


BALIKPAPAN,Inibalikpapan.com– Pemkot melalui Dinas Sosial (Dinsos) Balikpapan mencatat jumlah pekerja terlantar yang ditangani tahun lalu mencapai lebih dari 100 orang.
Kepala Dinsos Balikpapan Edi Gunawan mengatakan, jumlah tersebut terdiri dari berbagai kasus, seperti korban penipuan perekrutan kerja hingga pekerja yang mengalami eksploitasi di perkebunan kelapa sawit.
Menurut Edi Gunawan, dana untuk menangani pekerja terlantar ini sulit dihitung karena didukung oleh banyak pihak.
“Selain dana dari Kemensos, ada bantuan dari masyarakat, CSR, Badan Jakart, dan Pak Guyuban, seperti masyarakat Jawa Timur. Mereka turut membantu memulangkan orang-orang ke daerah asalnya,” ujarnya.
Beberapa kasus pekerja terlantar disebabkan oleh janji manis pihak-pihak tak bertanggung jawab. “Banyak yang dijanjikan biaya dan pekerjaan di kampungnya. Tapi setelah tiba, realitanya tidak sesuai atau bahkan ditelantarkan,” tambahnya.
Saat ini, Kemensos Balikpapan juga tengah mempersiapkan fasilitas penampungan eksekutif yang sudah bisa mulai beroperasi untuk menampung pekerja terlantar.
“Kalau ada kasus mendesak, fasilitas ini sudah bisa digunakan sekarang. Kapasitasnya sekitar 20 orang, meski tempat tidur masih perlu dilengkapi,” jelas Edi.
Sebaran pekerja terlantar yang ditangani Kemensos mayoritas berasal dari Jawa, namun ada juga yang berasal dari Nusa Tenggara Timur (NTT) dan beberapa daerah lain.
“Jawa paling banyak, tapi hampir menyebar dari berbagai daerah,” tuturnya.
Bangun Rumah Singgah
Langkah Kemensos Balikpapan ini mendapatkan dukungan dari berbagai pihak untuk membantu para pekerja terlantar mendapatkan perlindungan dan kepastian untuk kembali ke tempat asalnya.
Edy Gunawan, Balikpapan telah menajdi beranda Ibu Kota Negara Nusantara. Sehingga untuk keberadaan rumah singgah masih sangat kurang.
“Kami saat ini memiliki satu rumah singgah yang baru sebagian selesai perbaikan,” tegasnya.
Edy menjelaskan, kini Dinas Sosial telah memiliki satu rumah singgah yang terletak di di Jalan Milono, kawasan Gunung pasir, Kelurahan Klandasan Ulu, Kecamatan Balikpapan Kota, tepatnya di panti asuhan Manuntung yang saat ini dilakukan perbaikan agar memenuhi syarat.
“Standar-nya untuk rumah singgah itu ada tempat tidur, lemari, tempat kunjungan, dan tempat pendampingan,” ujarnya.
Lanjut Edi, untuk perbaikan kini Dinsos Balikpapan mengeluarkan anggaran sebesar Rp 200 juta. Dimana angka itu selain untuk perbaikan juga untuk pembangunan satu rumah singgah baru sehingga Balikpapan memiliki rumah rumah singgah.
“Mudah-mudahan awal atau akhir tahun ini bisa segera dibangun,” harapnya.
Edy mengaku, meskipun telah rampung dibangun, dua rumah singgah tersebut masih kurang. Lebih lagi Balikpapan adalah beranda IKN yang harus siap menjawab tantangan salah satunya adalah urbanisasi.
“Rumah singgah ini penting untuk memanusiakan manusia, paling tidak mereka bisa berteduh, berlindung, dan hidup sambil menunggu mereka di kembalikan ke tempat asal atau dicarikan pekerjaan,” ujarnya.***
BACA JUGA