Top Header Ad
Top Header Ad

Evakuasi Jemaah Haji Indonesia dari Muzdalifah Alami Keterlambatan, Kemenag Minta Maaf

Dirjen PHU Hilman Latief dan Iyad bin Ahmed Rahbini (the Assistant Deputy Minister for Hajj Operations) berkoordinasi lakukan mitigasi kedaruratan / Kemenag
Dirjen PHU Hilman Latief dan Iyad bin Ahmed Rahbini (the Assistant Deputy Minister for Hajj Operations) berkoordinasi lakukan mitigasi kedaruratan / Kemenag

MAKKAH, Inibalikpapan.com – Proses pemindahan jemaah haji Indonesia dari Muzdalifah menuju Mina pada puncak haji 1446 H mengalami keterlambatan dari target yang telah ditetapkan.

Meskipun pemberangkatan awal berjalan tepat waktu, evakuasi secara keseluruhan baru dinyatakan selesai pada pukul 09.40 Waktu Arab Saudi (WAS), atau terlambat 40 menit dari target 09.00 WAS.

Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama (Dirjen PHU Kemenag), Hilman Latief, menjelaskan bahwa pemindahan jemaah dimulai pada pukul 23.35 WAS, Jumat malam (6/6/2025), sesuai ketentuan Pemerintah Arab Saudi.

Namun, dinamika di lapangan memicu sejumlah kendala logistik dan teknis yang memperlambat proses secara keseluruhan.

Tiga Masalah Utama dalam Evakuasi Jemaah

Menurut Hilman, ada tiga persoalan utama yang menyebabkan keterlambatan:

  1. Ketidakteraturan Perputaran Bus
    Setelah pukul 00.00 WAS, pergerakan ribuan bus pengangkut jemaah mengalami kendala. Ketidakkonsistenan jadwal dan panjangnya antrean bus membuat jemaah mulai resah.
  2. Kemacetan dan Keterlambatan Bus dari Mina
    Perputaran armada dari Mina ke Muzdalifah tersendat akibat padatnya arus lalu lintas. Akibatnya, jemaah merasa lelah dan tidak nyaman menunggu, sebagian bahkan memilih keluar dari pintu Muzdalifah.
  3. Pergerakan Jemaah Secara Mandiri
    Sejak pagi hari, sejumlah jemaah dari berbagai maktab memutuskan berjalan kaki menuju Mina, karena khawatir tidak terangkut bus hingga siang hari. Arus jemaah pejalan kaki yang massif memicu kemacetan parah di jalur utama shuttle bus dan menyebabkan koordinasi makin sulit dikendalikan.

“PPIH sudah mengimbau agar lansia dan jemaah risiko tinggi tetap menunggu bus. Tapi situasi psikologis di lapangan membuat sebagian jemaah bertindak spontan,” ujar Hilman.

Respons Cepat PPIH: Koordinasi Darurat dan Bantuan Logistik

Dalam menghadapi krisis ini, Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi bergerak cepat:

  • Pukul 03.12 WAS, PPIH mengirimkan permintaan resmi ke Kementerian Haji dan Umrah Saudi untuk mempercepat pengiriman bus tambahan.
  • Pukul 06.51 WAS, PPIH kembali mengajukan permintaan logistik berupa air minum, makanan ringan, dan pelindung panas.
  • Pukul 08.50 WAS, empat kontainer logistik bantuan dari otoritas Saudi tiba di lokasi jemaah Indonesia di Muzdalifah.

Hilman menegaskan bahwa koordinasi intensif dan mitigasi lapangan berhasil mencegah potensi gangguan yang lebih besar, meskipun tidak bisa sepenuhnya menghentikan arus jemaah pejalan kaki.

“Seluruh jemaah berhasil dievakuasi dari Muzdalifah pada pukul 09.40 WAS. Kami berterima kasih atas dukungan cepat dari Pemerintah Saudi,” ungkapnya.

Permintaan Maaf dan Evaluasi Ke Depan

Atas dinamika yang terjadi, Hilman menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh jemaah haji Indonesia atas ketidaknyamanan yang dialami selama proses evakuasi dari Muzdalifah ke Mina.

“Sebagai penanggung jawab penyelenggaraan ibadah haji, kami mohon maaf atas keterlambatan ini. Evaluasi akan terus dilakukan agar proses pemindahan jemaah ke depan lebih lancar dan manusiawi,” tutupnya./ Kemenag

Tinggalkan Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses