BALIKPAPAN, INIBalikpapan.com – Tahun ini, Direktorat Jenderal Industri Kecil Menengah dan Aneka (IKMA) Kementerian Perindustrian memberikan bantuan ke Pondok Pesantren 27 pondok pesentren di Indonesia salah satunya pesantren Hidayatullah Gunung Tembak, Balikpapan Timur, Balikpapan, Jumat (12/4/2019).
Bantuan berupa 10 unit mesin jahit, 2 mesin obras serta mesin pasang dan lubang kancing dengan nilai anggaran Rp400 juta.
Penyerahan bantuan diberikan kepada Dijren IKMA Gati Wibawiningsih kepada pengurus Yayasan Pesantren Hidayatullah disaksikan Wakil Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian dan ratusan santri hidayatullah.
Program penumbuhan wirausaha baru di pondok pesantren Hidayatullah merupakan upaya menumbuhkan wirausaha baru kalangan santri di tengah perkembangan teknologi industry 4.0
Dirjen IKMA Kementerian Perindustrian, Gati Wibawaningsih mengatakan, program itu bergulir sejak 2013 lalu untuk pondok pesantren. Hanya saja selama ini masih focus di pulau Jawa.
“Pondok pesantren Hidayatullah di Balikpapan ini yang ke10 dari 27 pondok pesantren yang mendapat bantuan program. Pesantren itu sumber daya manusia yang ada di pondok pesantren lebih tertib, teratur, memiliki moral yang baik, daya tahan mental bagus,” tuturnya.
“Ketimbang kami merekrut pelajar SMK, ya lebih baik para santri. Karena santri di pesantren itu lebih disiplin, waktu salat ya mereka salat, waktu belajar ya belajar,” katanya.
Program santri milenial di era pembangunan teknologi industry 4.0 ini, Gati menyebut Pondok Pesantren Sunan Drajat dan Pondok Pesantren Lirboyo termasuk Pondok Pesantren Nurul Iman Bogor yang sudah menunjukan prestasinya dibidang teknologi komunikai seperti animasi, pembuatan start up.
“Apalagi ini Revolusi Industri 4.0, jadi para santri diajari berkreasi. Bisa jadi animator atau menjadi ahli membaca coding dan juga ahli evaluasi data, karena itu yang dibutuhkan ke depan,” ujarnya.
Sedangkan di Kaltim, bantuan pendidikan dan fasilitas yang diberikan dengan melihat pada bidang yang ada di pesantren itu.
“Kalau di sini (Hidayatullah) kurang pas untuk diarahkan menjadi animator, karena belum ada sarana prasarana. Beda dengan Ponpes Sunan Drajat yang memiliki sekolah animasi,” jelasnya.
Sedangkan mayoritas pondok pesantren yang ada di Kaltim lebih ke arah kerajinan tangan dan konveksi. “Jadi lebih kepada memenuhi kebutuhan ponpes-nya, misal makanan, minuman sampai pakaian,” tuturnya.
Selain menyerahkan bantuan peralatan, Direktorat Jenderal IKMA juga memberikan bantuan teknis kepada 30 satriwati dan warga sekitar Pondok Pesantren Hidayatullah. Bimtek itu berupa IKM Pakaian Jadi yang berlangsung selama 5 hari mulai 12 hingga 16 April mendatang.
“Cakupan ruang lingkup pembinaan kami, diantaranya pelatihan produksi dan bantuan mesin atau peralatan di bidang olahan pangan dan minuman, perbengkelan roda dua, kerajinan boneka dan kain perca hingga konveksi busana muslim dan seragam,” jelasnya.

Wakil Ketua KOmisi X Hetifah Sjaefudian mengatakan APBN sebenarnya banyak menarik untuk mendukung kebutuhan dan minat kaum muda termasuk di pesantren dalam pengembangan ekonomi. Hanya saja terkadang di luar Jawa seperti Kaltim belum sepenuhnya dilirik karena kurang akses dan informasi yang baik atas potensi masyarakat di daerah.
“Kita tidak lagi bisa mengharap lowongan pekerjaan dari ASN atau mengharapkan semata-mata ekonomi migas, perkebunan padahal ada banyak potensial industry alternative-alternatif seperti pariwisata, ekonomi kreatif antara fashion, kuliner, animasi, film.kemarin kita bikin diskusi film di samarinda ternyat sineas muda kaltim luar biasa. Produk dan kualitas sudah melampui film maker dari Jakarta. Hanya saja sering dipandang sebelah mata,”jelasnya.
Masalah pengangguran dan tenaga kerja menjadi isu yang kerap jadi persoalan karena itu perlu didorong program ekonomi kreatif yang mampu menyerap banyak tenaga kerja. “ini perlu didorong oleh pusat agar lebih mensuport adanya lapangan usaha yang lebih besar di Kaltim,” tandasnya.
Sementara, Pembina Pondok Pesantren Hidayatullah, Ustaz Abdurrahman Abdullah menyambut program santripreneur karena menambah kegiatan positif para santri ketika mondok di pesantren agar lepas dari pesantren memiliki kemampuan tambahan yang mampu menompang ekonomi santri.
“Para santri nanti berguna bagi masyarakat, menumbuhkan ekonomi daerah dan bisa menyerap tenaga kerja,” katanya. Ponpres Hidayatullah gunung Tembak, Balikpapan memiliki 1.000 santri dengan unit pendidikan di mulai dari PAUD, madrasah ibtidaiyah, madrasah tsanawiyah, madrasala aliyah dan Sekolah Tinggi Ilmu Syariah (STIS) Hidayatullah.