BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com – Bermula dari gang sempit di sudut Kota Balikpapan, M. Asror Maulana merintis usahanya berjualan martabak dan terang bulan hingga akhirnya cukup sukses.

Pria 33 tahun ini membuktikan bahwa untuk memulai usaha bisa dilakukan di mana saja selama ada tekad dan pandai melihat peluang.

Sebelumnya, berbagai pekerjaan sudah ia lakukan mulai dari loper koran, sopir bahkan menjadi kuli panggul. Hingga akhirnya, Asror berhasil merintis usaha Martabak dan Terang Bulan Jutawan

Memiliki tekad dalam mengubah nasib, Asror memutuskan untuk merantau ke Balikpapan dari Jawa Tengah pada 2004 lalu. Di kota dengan julukan kota Beriman ini pula Asror bertemu jodohnya, Tri Wahyuningsih yang selalu setia dan mendampinginya dalam mengembangkan usaha. Keduanya telah dikaruniai 3 orang anak.

Mereka tinggal disebuah rumah petak 1 kamar di wilayah Karang Rejo, Balikpapan Tengah. Sekitar 100 meter dari jalan utama dan hanya bisa dilalui oleh kendaraan roda dua.

Keterbatasan ekonomi membuat Asror kala itu yang bekerja sebagai kuli panggul, mencoba peruntungan menjadi mitra pengemudi GrabBike untuk menambah penghasilan.

“Kebetulan ada sesama kuli panggul yang menjadi mitra pengemudi GrabBike. Akhirnya saya mencoba untuk mencari informasi dan memberanikan diri untuk daftar, ternyata penghasilan yang saya peroleh lumayan untuk menambah pendapatan sehari-hari,” ujar Asror.

Selama 6 bulan menjadi mitra pengemudi GrabBike, pikiran pria berambut cepak ini mulai terbuka. Apalagi saat itu, layanan GrabFood mulai ramai dikenal masyarakat.

“Pernah sekali saya mendapat pesanan yang lokasinya berada di dalam gang, ada juga yang di gunung. Saya penasaran, kok bisa ya jualan di lokasi terpencil tapi tetap ramai peminatnya secara online,” sambungnya.

Asror terbilang pandai membaca potensi bisnis. Di zaman yang serba canggih, ia bisa menyesuaikan diri, dan selalu memikirkan bagaimana usahanya bisa berkembang.

Caranya dengan terus berinovasi dan mengikuti berbagai promo rekomendasi yang diadakan oleh GrabFood, sehingga akunnya pun bisa digunakan dengan maksimal.

Ia yang dulunya serba pas-pasan, bisa perlahan bangkit. Bahkan menurut pengakuannya, keluarganya di Jawa sempat heran dengan omzet bisnis Martabak dan Terang Bulan Jutawan.

Secara umum, perekonomian keluarga Asror meningkat 70 persen setelah bergabung di GrabFood. Mimpi Asror dan keluarganya pun perlahan terwujud. Mulai dari membangun dapur sendiri, melunasi cicilan motor, hingga membayar uang sekolah anak.

“Sangat terbantu dan bersyukur dengan hadirnya Grab dalam merangkul para UMKM kecil seperti usaha saya ini. Karena walau tempatnya di dalam gang sekalipun, driver pun selalu tersedia, tidak pernah menolak orderan meski lokasi kurang strategis. Pengantarannya juga cepat. Sehingga di masa pandemi, perekonomian pelaku UMKM dan juga para mitra pengemudi sangat terbantu melalui teknologi Grab,” tutupnya. (*)

Comments

comments

Tinggalkan BalasanBatalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Exit mobile version