BALIKPAPAN,Inibalikpapan.com – Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Balikpapan menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) di gedung DPRD Balikpapan, Senin (21/11/2022).
Di kegiatan RDP kali ini mengundang penyedia jasa konstruksi yang mengerjakan proyek Daerah Aliran Sungai (DAS) Ampal yang merupakan program Pemerintah Kota Balikpapan dalam menangani banjir di Balikpapan.
“Pada RDP tadi PT Fahreza Duta Perkasa mengakui keterlambatan capaian progres mereka ini dari banyak faktor, dari faktor alam (cuaca) juga, terkadang di lapangan ada masalah pohon, masalah kabel,” terang Fadlianoor, Wakil Ketua Komisi III DPRD Balikpapan kepada awak media usai RDP.
Komisi III DPRD Balikpapan memberikan kesempatan kepada PT Fahreza Duta Perkasa sampai akhir November ini
“Kami mau lihat progresnya sampai akhir November ini dapat berapa persen,” tuturnya.
Dari pantauan hingga akhir November ini, DPRD Balikpapan bisa memprediksi capaian progres pengerjaannya pada akhir tahun nanti.
“Sementara, per hari ini baru 1 persen. Di akhir November ini kami mau lihat progres berapa persen yang bisa dikejar. Ya, mudah-mudahan aja bisa mencapai targetnya ya,” tukasnya.
Jika tidak terpenuhi hingga Desember, nanti sanksinya akan ditetapkan oleh DPU. Karena, memang ada mekanisme sampai pada tahap pemutusan kontrak.
“Karena jika memang dilakukan pemutusan kontrak juga ada mekanisme lanjutannya,” paparnya.
Sementara itu, Direktur PT Fahreza Duta Perkasa, Cahyadi hadir sebagai pihak penyedia jasa konstruksi dan menjelaskan upayanya mengatasi keterlambatan progres dari proyek yang tengah dikerjakannya.
Dengan langkah-langkah pencapaiannya itu, pada penambahan pekerja dan segera dimaksimalkan.
Alat juga kita maksimalkan, selanjutnya kita genjot pada pemasangan precast karena bobot terbesarnya kan disitu pencapaiannya,” terangnya.
Adapun, penambahan pekerja juga sedang dilakukan pihak PT Fahreza Duta Perkasa dengan mendatangkan pekerjanya dari Pulau Jawa. “Sedang dalam perjalanan kesini,” katanya.
Penambahan pekerja ini menjadi salah satu upaya yang dilakukan, sejalan dengan memaksimalkan pekerjaan pada alat yang juga dioperasikan di lokasi pengerjaan.
“Sekarang sudah ada 50 orang dan akan kami tambah 50 orang lagi, yang mana sistem kerjanya direncanakan dengan sistem lembur,” jelasnya.
“Karena kalau material sebenarnya kita sudah ready semua, tinggal pelaksanaannya di lapangan dengan memaksimalkan pekerja,” pungkasnya.