BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com – Sebagai Kota yang langganan memperoleh penghargaan Adipura, saat ini Kota Balikpapan terus berbenah dari berbagai sektor untuk menyambut kedatangan Tim Penilai Adipura tahun 2022 ini.
Hal tersebut dikatakan Plh Sekda Kota Balikpapan, Muhaimin mengaku, untuk rencana penilaian yang dilakukan Tim penilai Adipura ke Kota Balikpapan, sebelum datang mereka menyampaikan situasi dan kondisi titik-titik yang akan dipantau yang merupakan usulan dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Balikpapan.
“Sehingga kami melakukan evaluasi terhadap titik pantau itu supaya dilakukan upaya pembenahan sebelum Tim penilai Adipura datang antara 10 hingga 15 Oktober, dan masih ada waktu menata kekurangan-kekurangan yang ada untuk segera diperbaiki oleh OPD terkait, sehingga pada saat Tim penilai datang kita sudah siap,” ujar Muhaimin kepada media, Jumat (7/10/2022).
Kata Muhaimin, supaya titik-titik lemah Kota Balikpapan bisa diselesaikan untuk menjadi perbaikan, seperti saluran drainase dan perairan terbuka, sekolah, rumah sakit, pasar, perumahan dan permukiman.
“Memang ada yang sudah sangat bagus, bagus dan masih kurang, yang masih kurang ini segera kita perbaiki dengan melibatkan OPD terkait,” kata Muhaimin.
Yang lebih penting prilaku masyarakat, sehingga Pemkot Balikpapan meminta dukungan Camat dan Lurah membantu agar pola prilakiu masyarakat bisa semakin baik, misalnya di kawasan perairan terbuka masih ada masyarakat yang banyak buang sampah.
“Ada juga di tempat tertentu seperti terminal masih ada belum tersedia tempat sampah, sehingga penumpang membuang sampah di pinggir jalan,” imbuhnya.
Sedangkan, untuk Pusat Pengendali Pembangunan Eko Regional Kalimantan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan ini sifatnya sebagai pembina untuk DLH Kota Balikpapan, karena perwakilan Kementerian Lingkungan Hidup, juga berharap Kota Balikpapan salah satu Kota yang dari dulu tidak pernah lepas dari Adipura agar tetap bisa mempertahankan.
“Eko regional juga sangat berkepentingan, karena eko regional berada di Kota Balikpapan, misalnya Balikpapan tidak berhasil mempertahankan adipuranya nanti ada catatan buat mereka,” ujar Muhaimin.
“Mereka lebih banyak ke tiga hal yang jadi perhatian, yakni pertama perairan terbuka kita yang masih ada sampahnya, ada drainase menggenang, gulma, pasar masih ada sampah yang berserakan, kemudian bank sampah yang ada sekarang belum berfungsi, dari 88 bank sampah baru sebagian yang masih aktif,” tambahnya.
Kota Balikpapan tentunya punya saingan dalam penilaian Adipura, hanya saja Muhaimin mengaku tidak tahu daerah mana saja.
“Yang jelas untuk Kota Balikpapan masuk kategori Kota Besar, minimal harus mendapat nilai 73 dari Tim Penilai Adipura,” akunya.
Untuk diketahui, Kota Balikpapan patut berbangga dengan berhasilnya meraih penghargaan ASEAN Environmentally Sustainable Cities (ESC) Award ke-19, Kategori Clean Land, Clean Water dan Clean Air pada gelaran The 5th ASEAN ESC Award and the 4th Certificate of Recognition, di Jakarta pada 21 Oktober 2021 lalu.
Penghargaan kota ramah lingkungan se-Asia Tenggara ini diserahkan langsung oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya, kepada Wali Kota Balikpapan, Rahmad Masud. Menariknya, Balikpapan saat itu bukan hanya mendapatkan satu kategori saja tetapi langsung menyabet 3 kategori sekaligus. Di antaranya clean land, clean air, and clean water.
Seketaris Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Balikpapan, Nursyamsiarni D Larose mengungkapkan bahwa pencapaian prestasi tingkat internasional ini merupakan hasil kerja keras tim dan seluruh masyarakat Balikpapan selama lebih dari satu tahun.
ESC Award yang juga bisa dikatakan sebagai penghargaan Adipura Kencana ASEAN tersebut membuktikan bahwa Kota Balikpapan berhasil menyisihkan Kota-kota lainnya di Indonesia. Diterangkan, dari setiap negara di ASEAN hanya ada satu kota yang menjadi unggulan dan berhak menerima ESC Award.
“Untuk Indonesia, Kota Balikpapan yang menerima penghargaan ini,” kata Enny sapaan akrabnya.
Dalam proses seleksinya, Enny mengungkapkan bahwa Indonesia bukan hanya mengusulkan Kota Balikpapan saja, tetapi juga ada beberapa kota lainnya. Namun, semuanya melalui proses penilaian baik dari sisi pengelolaan lingkungan hingga upaya suatu daerah berusaha melaksanakan bersih air, bersih udara dan bersih tanah.
“Jadi seleksinya bukan hanya pengelolaan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah saja, tapi juga dilihat dari sisi pengelolaan lingkungannya termasuk komitmen mempertahankan Adipura hingga upaya penyediaan air bersih, bersih tanah dan bersih udara. Semuanya menjadi suatu kesatuan,” terangnya.
Namun begitu, lanjut Enny, kerja keras Kota Balikpapan khususnya DLH Kota Balikpapan tidak akan berhenti sampai di sini saja. Ditegaskan bahwa pihaknya akan terus meningkatkan pengelolaan lingkungan hidup yang berkelanjutan.
“Tentu kita harus berusaha lebih keras lagi melakukan hal-hal yang sifatnya inovatif, Inovasi di dalam pengelolaan lingkungan hidup,” tukasnya.