BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com — Memanfaatkan minyak jelantah menjadi barang ekonomis dan upaya pelestarian lingkungan, Pertamina RU V Balikpapan bersama Komunitas Jelantah 4 Change memberikan pelatihan warga kampung Atas Air, Margasari, Balikpapan Barta, Sabtu (26/12/2020).
Program pemberdayaan masyarakat melalui pemanfaatan minyak jelantah. Selama ini minyak goreng yang sudah dipakai langsung dibuang ke laut oleh sebagian masyarakat.
Region Manager Communications, Relation & CSR Kalimantan Roberth MV Dumatubun menjelaskan program ini melibatkan kelompok masyarakat yang diberi nama Mariojela atau Margasari Olah jalantah.
Pelatihan direncanakan diikuti oleh warga di 16 RT di Kelurahan Margasari. Namun karena kondisi covid, pelatihan dibagi kedalam 8 gelombang yang akan diikuti oleh 5 sampai dengan 7 orang peserta setiap pelatihannya. “Setelah pelatihan pembuatan lilin, nantinya kelompok akan diajarkan juga metode pemasarannya” katanya.
Kata Roberth program ini diawali dengan menumbuhkan kesadaran masyarakat karena ditemuinya kebiasaan masyarakat yang membuang minyak jelantah ke perairan. Apalagi masyarakat sekitar tingal di atas air yang terhubung langsung dengan laut, membuang minyak jelantah ke laut mencemari lingkungan.
“Bersama Komunitas Jelantah 4 Change kita mengedukasi masyarakat bahwa selain membuang minyak jelantah ke laut berpotensi mencemari lingkungan, dan disisi lain minyak jelantah dapat bernilai ekonomis bagi masyarakat, ” katanya.
Salah satu anggota kelompok Moelyono mengatakan bahwa sebelum program ini diinisiasi, masyarakat membuat minyak jelantah ke ke laut. “Masyarakat umum masih berfikir dan menganggap bahwa laut adalah tempat sampah yang luas” ujarnya.
Tiap Rt atau kelompok mengumpulkan minyak jelantah. Moelyono menyebutkan pada awal tahun 2019, terkumpul sekitar 300 liter. Sementara dari awal tahun hingga pertengahan Desember 2020, jumlah minyak jelantah yang terkumpul sekitar 787 liter.
“RT 10 dan RT 11 menjadi pengumpul terbanyak dimana mereka mengumpulkan lebih dari 100 liter, ” sebutnya.
Dia menjelaskan bahwa selama ini, minyak jelantah ini langsung dijual kepada salah satu pengumpul.
Moelyono mengharapkan agar program ini terus berlanjut dan menghasilkan nilai tambah bagi masyarakat. “Selain bernilai ekonomi, diharapkan keberlanjutan program ini dapat semakin menumbuhkan kepedulian masyarakat terhadap kebersihan lingkungan tempat tinggal mereka” harapnya.