BALIKPAPAN,Inibalikpapan.com — Ketua DPRD BalikpapanAbdulloh dalam kunjungan ke pemukiman warga Graha Indah mengajak Dirut PDAM Haidir Effendi untuk mendengarkan langsung aspirasi warga yang sejak 5 tahun terakhir merindukan air bersih PDAM.
Abdulloh dihadapan warga menyampaikan bahwa Dirut PDAM akan mencanangkan program intalasi dan pemenuhan air bersih bagi warga RT 64, 69, 70, 71,72 dan sekitar di Taman Sari serta Balikpapan utara pada umumnya.
“Insyaallah secara bertahap semua berproses tidak bisa simsalabim yang pasti dalam rangka pemenuhan visi misi yang dicanangkan wali kota insyallah bersinergi dengan legislatif untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat,” ucap Abdulloh saat meninjau jalan poros Taman Sari Balikappan Utara, Minggu (13/6/2021).
Sementara Dirut Perumda Tirta Manuntung (PDAM) Kota Balikpapan Haidir Effendi mengatakan pihaknya masih akan melakukan identifikasi terlebih dahulu terkait permohonan warga sekitar Jalan Taman Sari, Graha Indah, Balikpapan Utara, yang mengusulkan permohonan sambungan baru.
“Kita cek dulu karena permasalahan utama itu diketersedian airnya, jadi kita cek berapa sisa tekanannya ada yang memungkinkan baru kita lanjutkan proses selanjutnya,” ujar Dirut PDAM Kota Balikpapan Haidir Effendi saat diwawancarai awak media disela-sela kunjungan lapangan bersama pimpinan DPRD, Minggu (13/6/2021).
Haidir menambahkan, dari temuan dilapangan sejumlah RT mengusulkan sambungan baru seperti RT 24,26,70 dan 71 Graha Indah, tapi harus dilihat juga tekanannya jangan sampai saar sambungan pipa dipasang yang keluar malah angin, bukan air yang keluar. “Rata-rata usulan lima tahun tapi karena tidak ada airnya kita tidak bisa realisasikan, pasokan airnya masih belum cukup,” ujarnya.
Untuk proses indentifikasi dikatakan Haidir memerlukan waktu sekitar dua minggu, akan dicek sisa tekanan berapa dan apakah ada pipa induk atau tidak disekitar wilayah tersebut. “Dua minggu waktunya, tim nanti yang akan cek ke lapangan,” ucapnya.
Sementara terkait program sambungan air bersih bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) Menurut Haidir itu bukan program PDAM Kota Balikpaoan, melainkan program dari pemerintah pusat. “Jadi yang menyetujui apakah masuk atau tidaknya di program MBR setelah adanya verifikasi lapangan, kita hanya sebatas mengusulkan dengan referensi air tersebut masih ada, kemudian kita usulkan persyaratan MBR yang paling bisa di indentifikasi daya listriknya,” jelas Haidir.
“Tapi mereka tidak bisa percaya seratus persen, nanti ada timnya turun dari pusat mengecek langsung, kita hanya sebatas mengusulkan, untuk di tahun 2021 serbanyak 1.200 sambungan rumah yang diproses,” tambahnya.
Dari 1.200 sambungan rumah itu sebagian besar di wilayah Balikpapan Timur dan sisanya di Balikpapan Utara khususnya di wilayah Karang Joang, MBR ini kan sistemnya subsidi dari Pemerintah Pusat yang mestinya membayar Rp 2,5 juta sekarang hanya membayar Rp 1,5 juta yang bisa dicicil selama setahun.
“Ada subsidi dipipa induk, apalagi pipa beli karena kita gak bisa bikin, selain itu MBR itu juga untuk percepatan pelayanan air bersih yang diambil alih pemerintah pusat,” tutupnya.