BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com – Inflasi pada bulan Maret 2019 banyak didorong oleh penurunan harga kelompok bahan makanan yang memberikan andil deflasi terbesar yaitu -0,21% (mtm).
Deflasi pada kelompok tersebut didorong oleh telur ayam ras, wortel dan layang/benggol. Sedangkan kelompok transport, Komunikasi dan Jasa Keuangan juga mengalami deflasi dengan sumbangan sebesar -0,10% (mtm) seiring dengan penurunan tarif angkutan udara (-0,15%, mtm) meskipun tertahan kenaikan harga mobil dengan sumbangan 0,05% (mtm).
“Maka pada bulan Maret 2019, Kota Balikpapan tercatat mengalami deflasi sebesar -0,28% (mtm), lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya yang mencatatkan inflasi sebesar 0,20% (mtm),” kata Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Balikpapan, Bimo Epyanto.
Menurutnya, inflasi Maret 2019 tercatat lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata inflasi bulan Maret selama 3 tahun terakhir yang sebesar 0,07% (mtm). Secara tahunan, inflasi IHK Kota Balikpapan mencatatkan angka sebesar 2,97% (yoy) atau lebih tinggi dibandingkan inflasi nasional sebesar 2,48% (yoy), namun lebih rendah dari Provinsi Kalimantan Timur sebesar 2,99% (yoy).
Namun disisi lain, kelompok pendidikan dan kelompok makanan jadi, minuman dan tembakau mengalami inflasi dengan andil masing-masing sebesar 0,03% (mtm) yang dipengaruhi oleh kenaikan biaya pendidikan SD dan harga rokok kretek filter.
Diapun memperkirakan terdapat beberapa faktor yang akan memberi tekanan inflasi kedepannya. Diantaranya, terhambatnya pasokan bahan makanan dampak masih tingginya curah hujan di daerah pemasok, penyesuaian tarif sewa rumah/akomodasi, dan kenaikan harga mendekati bulan Ramadhan.
“Untuk kendalikan itu Tim Pengendalian Inflasi daerah (TPID) Kota Balikpapan telah mengambil beberapa upaya pengendalian harga yaitu melakukan pemantauan komoditas secara berkala, menyusun dan merumuskan Roadmap Pengendalian Inflasi Kota Balikpapan, aktivasi Rumah Pangan Kita melalui Bulog, dan melanjutkan program urban farming program Kampung Wisata Peduli Inflasi di Kampung Phinisi,” pungkas Bimo Epyanto.