Top Header Ad
Top Header Ad

Perairan Balikpapan Aman, Nelayan Diminta Tetap Waspada Cuaca Ekstrem

Perahu nelayan di Kawasan Manggar Balikpapan / ist
Perahu nelayan di Kawasan Manggar Balikpapan / ist

BALIKPAPAN,Inibalikpapan.com — Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Balikpapan menyampaikan bahwa kondisi perairan di wilayah Balikpapan dan sekitarnya masih berada dalam kategori aman dalam beberapa hari ke depan. Meski demikian, nelayan dan masyarakat pesisir tetap diimbau waspada terhadap potensi cuaca ekstrem yang bisa muncul secara mendadak.

Kepala BMKG Balikpapan, Kukuh Ribudiyanto, menjelaskan bahwa kondisi gelombang laut saat ini relatif rendah, terutama jika dibandingkan dengan kawasan pesisir Pulau Jawa.

“Rata-rata gelombang di sini lebih rendah. Gelombang tinggi biasanya terjadi di Selat Makassar pada bulan Agustus. Tapi untuk akhir Juni ini, dari pantauan kami, tinggi gelombang hanya berkisar 0,5 sampai 1,5 meter,” terang Kukuh saat diwawancarai pekan ini.

Menurutnya, ketinggian gelombang maksimum 1,5 meter tersebut hanya terpantau di bagian tengah Selat Makassar. Sementara itu, di sekitar pesisir Kota Balikpapan, tinggi gelombang diperkirakan tak melebihi 0,75 meter.

“Jadi untuk nelayan yang beraktivitas di pesisir, kondisinya masih cukup aman. Belum ada potensi gelombang besar yang membahayakan dalam waktu dekat,” lanjutnya.

Pasang Laut Tertinggi Terjadi Akhir Juni

Selain gelombang, BMKG juga memantau fenomena pasang surut air laut yang berpotensi memengaruhi aktivitas masyarakat pesisir. Berdasarkan prakiraan, pasang laut tertinggi diperkirakan akan terjadi pada tanggal 26 hingga 29 Juni 2025.

“Ketinggian pasang maksimal bisa mencapai 2,6 hingga 2,7 meter, khususnya sekitar pukul 07.00 Wita pagi. Tapi ini naik secara bertahap, mulai dari sekitar pukul 05.00 dan kembali surut sekitar pukul 09.00 pagi,” papar Kukuh.

Ia menambahkan bahwa meski pasang cukup tinggi, kondisinya masih tergolong aman. Namun, kewaspadaan tetap diperlukan apabila pasang tersebut bertepatan dengan gelombang tinggi dan angin kencang.

“Jika ketiganya terjadi bersamaan, maka bisa menimbulkan dampak seperti abrasi pantai, genangan di wilayah pesisir rendah, atau mengganggu aktivitas pelayaran dan perikanan,” ucapnya.

Awan Cumulonimbus Masih Jadi Ancaman

Lebih lanjut, BMKG mengingatkan bahwa potensi cuaca ekstrem tetap bisa terjadi sewaktu-waktu, terutama apabila muncul awan cumulonimbus jenis awan yang sering kali menjadi pemicu perubahan cuaca secara tiba-tiba.

“Awan-awan seperti ini bisa memicu angin kencang, puting beliung, hujan deras, hingga sambaran petir. Jadi kalau sudah terlihat tanda-tandanya, kami imbau para nelayan untuk tidak memaksakan diri melaut. Tunggu sampai cuaca benar-benar membaik,” tegas Kukuh.

Pihak BMKG mengimbau masyarakat untuk rutin memantau informasi prakiraan cuaca melalui kanal resmi, serta memperhatikan peringatan dini yang dikeluarkan untuk aktivitas di laut dan wilayah pesisir.

“Cuaca di laut bisa berubah dalam hitungan menit. Kewaspadaan dan informasi yang akurat sangat penting, agar aktivitas masyarakat pesisir tetap aman dan produktif,” pungkasnya.***

Editor : Ramadani

Tinggalkan Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses