BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com —- Di masa pendemik, tentara tidak hanya dilatih mampu pada ketahan fisik, menguasai territorial dan menjaganya, mengabdi dalam bentuk mengajar di wilayah terpencil atau perbatasan tapi juga mampu memberikan pemahaman tentang virus covid-19 kepada masyarakat perbatasan.
Setidak itu yang harus dijalani oleh 450 orang personel dari Batalyon Infanteri 623/Bhakti Wira Utama (BWU) Kodam IV Mulawarman, Banjarbaru, Kalsel yang hari ini (8/5) diberangkatkan ke perbatasan Indonesia dan Malaysia di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara.
Keberangkatan mereka diangkut dengan KRI Teluk Manado 537 untuk melaksanakan Operasi Angkutan Laut Militer yang tengah sandar mengisi logistik, Balikpapan, Jumat (8/5/2020)
Komandan Batalyon Infanteri 623/Bhakti Wira Utama (BWU) Letkol Inf Yordania mengatakan pemberangkatan pasukan ke perbatasan untuk menggantikan pasukan yang saat ini bertugas di perbatasan RI – Malaysia yaitu Batalyon Infanteri Raider 600/Modang Kodam VI/Mulawarman yang bermarkas di Balikpapan. Pasukan ini sudah bertugas selama lebih kurang 10 bulan.
“KRI yang berada di bawah pembinaan Satuan Lintas Laut Militer (Satlinlamil) Jakarta ini berangkat menuju Banjarmasin untuk membawa Batalion yang bermarkas di Banjarbaru ini melaksanakan tugas pengamanan perbatasan NKRI dengan Malaysia di Kalimantan Utara, kemudian singgah di Balikpapan untuk mengisi logistic dan akan meneruskan perjalanan ke Tarakan, terakhir berlabuh di Nunukan,” jelas Yordan saat di Pelabuhan Semayang.
Yordania juga mengungkapkan bahwa prajurit sebelum berangkat telah dibekali dengan pengetahuan dan keterampian tentang penanganan virus Covid-19. Apalagi pasukan ini sempat ditunda keberangkatannya hingga 2 bulan, sehingga persiapannya untuk betugas semakin matang.
Personil ini akan menjaga 25 pos di sepanjang Krayan hingga Nunukan, dimana ada 24 pos dan 1 Poskotis di Nunukan. Nantinya selain menjaga perbatasan juga telah dibekali pelatihan menjadi tenaga pendidik untuk mengajar anak-anak di medan tugas nantinya.
“Tenaga pendidik di sana sangat dibutuhkan. Jadi nantinya prajurit TNI mengajar anak-anak di setiap posnya,” jelas Yordan.
“Pasukan ini diharapkan bisa membaur dengan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Dan dipastkan semangat merah putih warga di perbatasan terjaga baik demi keutuhan NKRI,” ujarnya.
Direncanakan berada di perbatasan sembilan bulan. Namun bisa saja lebih tergantung kesiapan pasukan pengganti selanjutnya.