BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com — Akibat tak kunjung dibayarkan, warga RT 37 Kelurahan Manggar, Balikpapan Timur kembali melakukan pemblokiran jalan di Jalan Tol Balikpapan-Samarinda (Balsam) arah dari Manggar Balikpapan Timur, pada Senin (25/10/2021).

Tampak di lokasi warga memblokir jalan menggunakan bambu yang diikat lalu dipalang untuk menghalangi pengendara lewat di Jalan Tol Balikpapan Samarinda.

Mereka menuntut ganti rugi lahan yang belum dibayarkan. Padahal Jalan Tol Balikpapan-Samarinda sudah beroperasi secara penuh sejak akhir Agustus 2021 lalu pasca diresmikan oleh Presiden RI Joko Widodo.

Kuasa hukum warga pemilik lahan, Yesayas Rohi menjelaskan, bahwa warga meluapkan kekecewaan kepada pemerintah yang belum kunjung menemui titik terang. Di mana sebelumnya warga dan Pemkot Balikpapan sudah menggelar pertemuan pada awal September 2021 lalu.

“Berdasarkan hasil pertemuan warga diminta menunggu 12 hari untuk proses penyelesaian. Namun hingga 12 hari kedua, pemerintah tak kunjung memberi kejelasan, bahkan hingga saat ini,” ujar Yesayas Rohi.

Yesayas menilai, kunci utama penyelesaian kasus ini ada di Pemkot Balikpapan terkait status wilayah. “Kan ada yang mengkalim lahan ini masuk Balikpapan Utara, padahal kan ini masuk Balikpapan Timur, kami punya buktinya,” jelasnya.

Sementara itu, Hermin salah satu warga yang mengklaim memiliki hak atas tanah yang dilalui jalan tol mengaku kecewa dengan sikap pemerintah. Dia menilai, pemerintah tidak serius menangani persoalan ganti rugi lahan ini, sehingga prosesnya berlarut-larut.

“Kami dijanjikan 12 hari, buktinya sampai sekarang tidak ada kabar,” aku Hermin.

Dia bahkan mengancam akan menguruk ruas jalan tol yang masuk fase lima ini jika pemerintah tak bisa secepatnya mencari solusi. “Kalau perlu nanti saya uruk pakai tanah, saya tanami lagi seperti dulu,” ancamnya.

Hal yang sama disampaikan, Fony Malisa menambahkan, selama ini warga selalu kooperatif dan tak pernah menghambat pembangunan jalan tol.

“Kami kooperatif, bahkan nilai ganti rugi saja kami tak banyak menuntut. Tapi kenapa kami dipersulit sekarang,” tukasnya.

Bagikan Ini:

Comments

comments

Tinggalkan BalasanBatalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Exit mobile version