Penulis : Amir Syarifuddin dan Ramdani
Dalam perang melawan COVID-19, tracer atau contact tracer alias pelacak kontak, berperan menemukan siapa saja yang mungkin tertular dari seorang pasien yang positif COVID-19. “Di awal wabah dulu, untuk Balikpapan, jumlah mereka hanya ada 27 orang. Bisa dibayangkan beban kerja mereka, sementara penduduk Balikpapan ini 700.000 jiwa,” kata Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) dr Andi Sri Juliarti.
Dinas Kesehatan menyebut juga tracer sebagai tenaga surveilance atau pemantau. Ada ilmu khusus bagi surveilance bagaimana cara memantau pergerakan wabah. Untuk membantu tugas tracer di masa awal wabah itu dikerahkan juga dokter, bidan, dan perawat. “Padahal dokter dan bidan, juga perawat masih harus bertugas melayani pasien lain. Sedapat mungkin kita atur semuanya,” lanjut Kadinkes.
Setelah setahun wabah berkecamuk, di bulan Maret 2021 pemerintah merekrut tenaga tracer tambahan. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menjadi penanggungjawabnya. Sebab soal anggaran, tracer rekrutan BNPB hanya sebulan, tapi segera disambung rekrutan Kementerian Kesehatan. Rekrutan yang baru ini menambah tenaga tracer di setiap puskesmas menjadi 2 orang.
“Setelah koordinasi semakin baik, muncul konsep PPKM Mikro, kita malah dapat tambahan tenaga tracer dari Babinsa dan Bhabinkamtibmas,” tutur Kepala Puskesmas Sepinggan Baru, drg Sulastri.
Bahkan kader Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) juga mulai dilatih sebagai tracer. Yang jelas dan mudah dan bisa langsung jalan tanpa banyak pelatihan ya prajurit profesional TNI dan Polri yang jadi Babinsa dan Bhabinkamtibmas itu. Satu kelurahan memiliki 1 Babinsa dan 1 Bhabinkamtibmas.
Puskesmas Sepinggan Baru yang membawahkan 3 kelurahan, yaitu Sepinggan, Sepinggan Raya, dan Sepinggan Baru, pun jadi memiliki 11 tracer terlatih, terdiri dari 3 Babinsa, 3 Bhabinkamtimas, 2 tracer, dan 1 pengolah data. “Kami benar-benar terbantu,” kata drg Sulastri semringah.
Fakta Puskesmasnya harus bersiaga melayani 75.000 penduduk ketiga kelurahan itu, sebut Sulastri, sudah terasa ringan karena mereka sudah tidak sendirian lagi. Di sisi lain, jumlah kasus positf COVID-19 di Sepinggan Baru pun melonjak. Mei lalu, ditemukan oleh para tracer 180 kasus di wilayah selatan Balikpapan itu. ***
BERSAMBUNG