BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com — Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi kembali menyinggung klaster pengantin yang jumlah kasusnya terus meningkat. Bahkan saat ini sudah ada 19 kasus dari hasil tracing.
Pasalnya, kata Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Kota Balikpapan itu klaster pengantin merembet menjadi klaster keluarga. Sehingga menjadi salah satu penyumbang tingginya kasus covid-19.
“Klaster keluarga ini kan pasti lebih dari satu kita lihat saja yang klaster pengantin sampai 19 orang. Klaster keluarganya merembet terus. Ada klaster yang lain,” katanya (24/12/2020).
Apalagi dalam keluarga yang kurang disiplin dalam penerapan protokol kesehatannya. Sehingga harus terus mengingatkan masyarakat khususnya 3M, menggunakan masker, menjaga jarak dan mencuci tangan.
“Klaster keluarga kita harus waspada, karena merembet. Apalagi kurang perhatian dengan protokol kesehatannya. Ini yang harus kita bangun lagi di masyarakat kita,” ujarnya.
Sebelumnya, Satgas Penanganan Covid-19 kecolongan, setelah ada 2 klaster resepesi pernikahan. Dimana pengantinnya terkonfirmasi positif covid-19 dan harusnya menjalani isolasi mandiri tapi menggelar resepsi.
“Kita memang mendapatkan 2 kasus klaster dari acara pernikahan di Kota Balikpapan,” ujar Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Andi Sri Juliarty.
Namun dia menjelaskan, ada perbedaan dari 2 klaster resepsi pernikahan tersebut. Khususnya untuk tingkat penularannya. Karena kasus yang pertama hasil tracing hanya ada 1 kasus. Sedangkan kasus kedua belasan yang positif.
“Kita perlu menjelaskan, mengapa ada dua perbedaan penularan dari 2 kasus ini. Jangan sampai masyarakat merasa oh ternyata penularannya tidak banyak,” tandasnya.
Menurutnya, pada kasus yang pertama, pengantin yang menggelar resepsi tersebut, sudah menjalani isolasi mandiri 9 hari. “Jadi pada kasus yang pertama yang terkonfirmasi positif itu sudah isolasi hari ke 9 ketika mengadakan acara,” ujarnya.
“Kita ketahui bahwa penularan covid-19 memang menurut WHO itu sampai hari ke 9-10. Jadi diacara yang pertama penularan yang kami temukan hanya 1 orang pada keluarga ipar,”katanya.
Sementara untuk kasus yang kedua, pengantin baru terkonfirmasi positif tapi tetap nekat menggelar resepsi. Dimana dari 2 kasus klaster resepesi pernikahan yang baru dirilis, salah satu diantaranya keluarga dari luar daerah.
“Kemudian pada kasus yang kedua, melaksanakan acara ketika baru terkonfirmasi positif. Jadi hari itu adalah tinggi-tingginya penularan,” ujarnya.
“Dimana dari 2 kasus klaster resepesi pernikahan yang baru dirilis, salah satu diantaranya keluarga dari luar daerah. Jadi kita menemukan penularan yang terbesar pada kasus yang kedua.” tukasnya.