BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com – Pakar Kesehatan Dunia menyebutk, kasus penularan covid-19 yang tak terkendali, bisa menyebabkan munculnya varian baru.
Seperti varian super covid-19 yang dianggap lebih ganas dari varian delta. Apalagi, dalam beberapa pekan terakhir kasus penularan di Indonesia sangat tinggi, termasuk kasus kematian.
Pakar kesehatan dunia memprediksi varian super covid-19 bisa muncul di Indonesia, yang kekinian menjadi pusat pandemi corona dunia.
Prediksi itu bukan tanpa alasan, sebab varian Delta dulu kali pertama muncul di India saat negara tersebut menjadi episentrum covid-19 dunia.
“Epidemi yang tidak terkendali selalu bisa menjadi hotpspot bagi mutasi varian,” kata Aris Katzourakis, profesor evolusi dan genomik dari Oxford University di Inggris dilansir dari suara.com jaringan inibalikpapan.com
“Dua dari varian yang paling menyulitkan yang kita hadapi sekarang ini, yakni Alpha and Delta,besar kemungkinan berhubungan dengan buruknya intervensi kesehatan publik [di Inggris dan India].”
Tingkat kematian di Indonesia meningkat drastis, sudah melebihi angka 100 ribu kematian. Sekitar 40 persen dari kematian tersebut terjadi hanya dalam waktu lima pekan terakhir.
Sementara jumlah total orang yang sudah tertular covid-19 di Indonesia melebihi angka 3,5 juta.
Varian baru yang dikhawatirkan asal Indonesia ditakutkan sudah menyebar ke Malaysia, negara yang juga mengalami tingkat penularan di dunia saat ini.
Pihak berwenang di negara bagian Sarawak di Malaysia bulan lalu menemukan tujuh kasus varian B.1.466.2 yang pertama kalinya diidentifikasi di Jakarta bulan November lalu.
“Dua kasus varian Beta, dan empat kasus ‘varian mengkhawatirkan’dari Indonesia sudah teridentifikasi di Kuching, di Sibu [2 kasus] dan satu kasus di Bintulu,” kataDr David Perera, Direktur Institut Kesehatan Masyarakat diUniversiti Malaysia Sarawak.
Kepala Eijkman Institute di Jakarta mengatakan varian asal Indonesia terus dipantau dengan seksama.
Namun dia membantah sebutan”varian yang mengkhawatirkan”, menurut terminologi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
www.suara.com