10 Bulan Pemerintahan Prabowo: Ekonomi Tumbuh 5,12 persen, Kemiskinan Terendah Sepanjang Sejarah
JAKARTA, Inibalikpapan.com – Presiden Prabowo Subianto, menegaskan bahwa dalam sepuluh bulan pertama pemerintahannya, seluruh elemen bangsa bekerja keras dan bersatu demi mewujudkan cita-cita nasional di tengah eskalasi ketidakpastian global.
Berbicara dalam pidato Nota Keuangan RAPBN 2026 di Kompleks MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Jumat (15/8/2025), Prabowo menggarisbawahi tantangan berat yang dihadapi Indonesia.
“Geopolitik dunia terus memanas. Perang tarif hingga konflik fisik menjadi ancaman serius bagi perekonomian global. Prinsip my country first semakin dominan, menekan ekonomi global dan memicu biaya tinggi bagi seluruh negara,” ujarnya.
Meski demikian, kata Prabowo, Indonesia mampu menjaga stabilitas ekonomi, melindungi rakyat, dan memastikan layanan publik berjalan efektif.
Pertumbuhan Ekonomi Menguat, Kemiskinan Terendah dalam Sejarah
Data kuartal II 2025 mencatat pertumbuhan ekonomi sebesar 5,12 persen (yoy), naik dari 4,87 persen pada kuartal I. Konsumsi masyarakat tumbuh 4,97 persen, sementara ekspor melonjak 10,67 persen berkat hilirisasi industri.
Capaian ini berdampak nyata: tingkat pengangguran turun menjadi 4,76 persen per Februari 2025 dari sebelumnya 4,82 persen, dan kemiskinan menyentuh 8,47 persen—terendah sepanjang sejarah Indonesia. Sebanyak 3,6 juta lapangan kerja baru tercipta, sementara inflasi terkendali di 2,4 persen, menjaga daya beli rakyat.
Investasi dan Program Unggulan Mendorong Ekonomi Rakyat
Kepercayaan investor tetap tinggi, dengan realisasi investasi paruh pertama 2025 mencapai target APBN. Pasar saham pun menunjukkan tren positif di tengah turbulensi global.
Sejumlah program unggulan seperti Makan Bergizi Gratis (MBG), Cek Kesehatan Gratis (CKG), revitalisasi sekolah, Sekolah Rakyat, serta pembentukan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih telah memberi dampak langsung, mulai dari peningkatan kualitas SDM hingga penguatan ekonomi desa.
Respons Cepat Hadapi Tekanan Global
Pemerintah telah mengucurkan dua tahap stimulus ekonomi: Rp33 triliun pada Januari 2025 dan Rp24,4 triliun pada Juni 2025. Jaring pengaman sosial juga diperkuat lewat PKH, Kartu Sembako, Program Indonesia Pintar, dan KIP Kuliah.
Di tingkat internasional, Indonesia mencatat terobosan strategis: menurunkan tarif bilateral dengan AS dari 32 persen menjadi 19 persen dan menuntaskan kesepakatan bebas tarif dalam Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia–Uni Eropa (CEPA). Indonesia juga aktif di forum BRICS, G20, OECD, dan ASEAN untuk memperjuangkan kepentingan nasional.
Presiden Prabowo menutup pidatonya dengan menegaskan bahwa keberhasilan ini adalah hasil kerja bersama seluruh komponen bangsa. “Kita harus terus bersatu, bekerja keras, dan percaya diri menghadapi dunia yang terus berubah,” tegasnya. / Info Publik
BACA JUGA
