18 Tahun Mengabdi di Protokol Setdakot Balikpapan, Kini Resmi Terima SK P3K

Sosok Faturahman (kanan dua) resmi menjadi P3K di lingkungan Pemkot Balikpapan setelah menerima SK Pengangkatan

BALIKPAPAN,Inibalikpapan.com – Bagi Faturrahman, atau yang akrab disapa Pak Fatur, hari Kamis (17/4/2025) menjadi salah satu hari paling bersejarah dalam hidupnya. Setelah mengabdi selama 18 tahun 7 bulan sebagai tenaga non-ASN di bagian protokol Setdakot Balikpapan. Akhirnya ia secara resmi menerima Surat Keputusan (SK) Pengangkatan sebagai Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K).

“Alhamdulillah, saya seperti tak percaya. Rasanya campur aduk. Haru, bangga, lega,” ungkap Faturahman dengan mata berkaca-kaca saat ditemui usai menerima SK di halaman Balai Kota Balikpapan, Kamis (17/4/2025).

Kisah pengabdiannya dimulai pada tahun 2006, ketika ia pertama kali bergabung sebagai tenaga honorer di lingkungan pemerintah daerah. Saat itu, ia masih berusia 37 tahun dan belum membayangkan bahwa dirinya akan bertahan hingga hampir dua dekade di satu bidang yang sama: protokol.

Menjadi Wajah Pemerintah di Garis Depan

Bekerja di protokol bukanlah pekerjaan mudah. Di balik rapinya acara seremonial dan kelancaran agenda pimpinan, ada kerja-kerja detail, disiplin, dan koordinasi yang sangat ketat.

Fatur adalah salah satu sosok yang kerap berada di balik layar acara-acara resmi, mulai dari kunjungan pejabat tinggi, upacara kenegaraan, hingga pelantikan.

“Protokol itu seperti jantungnya pelayanan publik. Kalau kami tidak siap, acara bisa kacau. Jadi kami harus serba sigap,” ujarnya sambil tersenyum kecil.

Selama 18 tahun lebih, ia telah mengenal berbagai karakter pimpinan, menghadapi berbagai tantangan teknis, dan menyusun berbagai susunan acara yang rumit. Tak jarang, ia bekerja dari pagi hingga malam hari, bahkan di akhir pekan, demi memastikan semua berjalan dengan baik.

“Yang saya syukuri, saya jadi belajar banyak hal. Bukan hanya soal teknis protokoler, tapi juga tentang etika, komunikasi, kerja sama tim, bahkan tentang bagaimana menjaga sikap dan penampilan,” ujarnya.

Antara Harapan dan Kenyataan

Namun jalan panjang itu tak selalu mulus. Selama bertahun-tahun, status non-ASN membuatnya tak memiliki kepastian. Ia menyaksikan banyak rekan seangkatannya yang sudah lebih dulu diangkat menjadi PNS atau P3K. Sementara dirinya tetap menanti, berharap, dan berdoa.

“Saya sempat merasa lelah. Seperti sudah tidak mungkin lagi. Tapi saya terus ingat, selama saya dibutuhkan dan masih diberi kesehatan, saya harus tetap berusaha,” ucapnya dengan suara lirih.

Di masa-masa berat, ia bersandar pada dukungan keluarga dan rekan kerja. “Banyak teman yang bilang sabar, waktumu pasti datang. Dan ternyata benar,” kenangnya.

Ia pun menyampaikan rasa terima kasih kepada pimpinan yang telah memperjuangkan proses pengangkatan, serta kepada seluruh pihak yang mendukung dan meyakini dedikasinya selama ini.

Usia Tak Menghalangi Pengabdian

Kini di usia 56 tahun, Fatur hanya tinggal menunggu beberapa tahun menuju masa pensiun. Namun, usia tidak menjadi alasan baginya untuk mengendurkan semangat. Justru sebaliknya, ia merasa lebih termotivasi untuk memberikan pengabdian terbaik di sisa masa tugasnya.

“Bekerja itu soal hati. Kalau kita mencintai pekerjaan, kita tidak akan merasa terbebani. Saya hanya ingin tetap bisa bermanfaat, meski waktu saya tidak panjang lagi di pemerintahan,” katanya penuh semangat.

Ia juga berpesan kepada generasi muda, terutama mereka yang baru mulai bekerja di pemerintahan, agar tidak mudah menyerah dan menjaga integritas.

“Zaman sekarang banyak yang ingin serba instan. Tapi kalau mau bertahan di birokrasi, yang penting adalah dedikasi, loyalitas, dan niat tulus untuk melayani,” ujarnya.

Akhir yang Indah dari Kesabaran

Penyerahan SK P3K menjadi simbol akhir yang indah dari perjalanan panjang seorang aparatur yang telah membaktikan sebagian besar hidupnya untuk pemerintahan. Lebih dari sekadar administrasi, SK tersebut adalah pengakuan resmi atas kerja keras, kesetiaan, dan konsistensi yang dijaga dalam diam selama bertahun-tahun.

Fatur pun tak lupa menyampaikan harapan agar para tenaga non-ASN lainnya yang masih berjuang, suatu hari juga bisa merasakan kebahagiaan yang sama.

“Yang penting jangan berhenti berbuat baik dan terus bekerja dengan sungguh-sungguh. Yakinlah, setiap pengabdian akan ada balasannya,” tutupnya.***

Tinggalkan Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses