BALIKPAPAN,Inibalikpapan.com — Kondisi saat ini yang masih mengalami pandemi Covid-19 tidak menyurutkan minat untuk melakukan ekspor, meski diakui ada sejumlah pembatasan yang masih berlaku.

Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Kaltim, Yadi Robyan Noor mengatakan untuk produk ekspor asal Kaltim ini seperti sarang walet, produk tanaman hias, kayu bajakah, hewan hidup seperti kucing dan anjing, termasuk burung memang masih menjadi salah satu ekspor yang dilakukan masyarakat.

“Selain itu ada sawit dan prodak hasil olahan sawit juga masih diminati pangsa luar negeri,” ujar Yadi Robyan Noor kepada awak media, Sabtu (14/8/2021).

Sementara itu, untuk tanaman porang masih belum bisa ekspor karena petani di Kaltim masih awal produksi yang masih sekitar 200 hektar, kalau pun ada akan dikirim ke luar daerah karena di Kaltim pabrik porang belum ada.

“Disamping jumlahnya belum mencukupi, pabrik juga belum ada, sama dengan sarang walet yang akan banyak dikirim ke luar daerah karena mereka punya pabriknya seperti pulau jawa,” akunya.

“Selain itu porang juga belum familiar di Indonesia, umumnya prodak tersebut dikirim keluar negeri seperti Jepang dan Cina,” tambahnya.

Terkait adanya merdeka ekspor 2021, diharapkan dapat ikut menggerakan potensi ekspor dan memborong agar tumbuh minat espor di Kaltim meningkat hingga 3 kali lipat dalam kurun waktu hingga 2024 mendatang.

“Kami sendiri ditargetkan tahun ini sekitar Rp13 trliun untuk ekspor, ada peningkatan 20 ersen dibanding dari tahun lalu,” aku Yadi.

Kenaikan target tersebut disebabkan adanya penambahan negara tujuan, volume barang, dan dari sisi nilai, misalnya saja harga CPO yang cukup tinggi, otomatis melampaui target karena memang yang mengisi nilai ekspor tertinggi di Kaltim yakni dari sawit,kayu dan karetnya.

“Sawit yang memang menjadi andalan karena menyumbang 30 persen dari hasil ekspor asal Kaltim,” tutup Yadi.

Comments

comments

Tinggalkan BalasanBatalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Exit mobile version