BALIKPAPAN,Inibalikpapan.com — Untuk memberikan kenyamanan dan meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) Pemerintah Kota (Pemkot)  Balikpapan melalui Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Balikpapan berencana akan mulai melakukan revitalisasi terhadap dua pasar tradisional di Kota Balikpapan pada tahun 2022 mendatang.

Kepala Disdag Kota Balikpapan,  Arzaedi Rachman mengatakan, program revitalisasi pasar ini dilakukan untuk meningkatkan daya saing pasar rakyat agar lebih rapi dan bersih sehingga mampu bersaing dengan pasar modern ataupun supermarket yang ada saat ini. 

“Keberadaan pasar tradisional yang ada di Kota Balikpapan tidak hanya perlu rehabilitasi. Namun harus revitalisasi, sehingga dapat memenuhi berstatus Standar Nasional Indonesia (SNI),” ujar Arzaedi Rachman kepada media, Senin (22/11/2021).

“Untuk sementara kita rencanakan Pasar Klandasan dan Pasar Balikpapan Permai (BP),” kata Arzaedi.

Arzaedi menjelaskan, proyek revitalisasi pasar tradisional ini akan dimulai pada tahun 2022 mendatang, dengan pengajuan detail engineering design (DED) terlebih dahulu. 

“Dengan anggaran yang diperkirakan mencapai Rp 10 miliar hingga Rp 20 miliar untuk satu pasar,” akunya. 

Selain DED revitalisasi, pihaknya juga perlu menyiapkan DED untuk tempat penampungan sementara, terdapat 44 kriteria syarat yang harus dilengkapi untuk mendapat kategori pasar SNI.

“Seperti terdapat jalan khusus penyandang disabilitas, ruangan ibu menyusui, area bermain anak dan sebagainya,” ujarnya. 

Salah satu yang menjadi konsentrasinya dalam hal penataan pasar adalah soal pemilihan jenis-jenis sampah. Menurutnya, pasar yang terstandar, adalah yang memiliki sistem pemilihan sampah yang baik. Namun, hal ini menurutnya masih sulit untuk dilakukan.

“Contoh sederhana saja soal membuang sampah yang masih belum dipilah antara limbah organik, non organik, dan limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun). Hal inilah yang ke depannya, harus bisa dilakukan. Sampah-sampah di pasar itu harus bisa dipisahkan, supaya mudah dalam pengolahannya. Sampah organiknya mungkin nanti bisa diolah jadi kompos, dan lain sebagainya,” papar dia.

Selain itu, yang juga menjadi perhatiannya adalah saluran air. Menurutnya, masih banyak pasar yang perlu ditata ulang saluran airnya. Hal ini menurutnya penting karena sangat mempengaruhi kenyamanan pengunjung saat berbelanja. Penumpukan yang terjadi pada saluran air, menurutnya akan menyebakan aroma yang tidak nyaman.

“Kalau tidak ditata dengan baik, ada penumpukan yang membuat aroma tidak sedap, kondisi becek, yang tentu membuat pengunjung tidak merasa nyaman,” kata dia.

Ia menambahkan, saat ini tidak banyak daerah telah memiliki pasar SNI. Contoh untuk Kalimantan saja, pasar SNI hanya baru ada di Pontianak.

“Baru di Pontianak yang sudah menerapkan SNI pada pasarnya,” tutup Arzaedi. 

Comments

comments

Tinggalkan BalasanBatalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Exit mobile version