2023 Tercatat 773 Jemaah Haji Indonesia Wafat, Penyakit Jantung dan Paru-paru Penyebab Tertinggi
JAKARTA, Inibalikpapan.com – Musim haji 2025, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin kembali mengingatkan pentingnya menjaga kesehatan selama menjalankan ibadah Haji di Tanah Suci.
Hal ini disampaikan saat melepas keberangkatan kloter pertama jemaah haji Indonesia dari embarkasi Jakarta Pondok Gede (JKG-01) pada Kamis, 1 April 2025.
Menkes mengungkapkan, pada musim haji 2023 tercatat lebih dari 773 jemaah Indonesia wafat, mayoritas akibat penyakit jantung dan paru-paru.
Ia menegaskan bahwa menjaga kesehatan bukan hanya untuk keselamatan pribadi, tapi juga menyangkut keberlangsungan kuota haji Indonesia di masa depan.
“Kalau ingin berbuat baik, jagalah kesehatan. Jika banyak jemaah sakit, dampaknya bukan hanya ke diri sendiri, tapi juga bisa berpengaruh pada pembatasan kuota dan kenaikan premi asuransi haji di masa depan,” tegas Budi dalam siaran pers Kemenag
BACA JUGA :
Menkes juga meminta jemaah tak sungkan menggunakan masker jika merasa kurang sehat, demi mencegah penularan penyakit di antara sesama jemaah. Ia menambahkan, ada tiga indikator utama yang dapat memicu serangan jantung—penyebab kematian tertinggi di kalangan jemaah haji.
“Serangan jantung tidak datang tiba-tiba. Biasanya diawali dengan tekanan darah tinggi, gula darah tinggi, dan kolesterol tinggi. Ini yang perlu dipantau sejak sebelum berangkat,” jelasnya.
Menteri Agama Nasaruddin Umar mengingatkan bahwa haji bukan sekadar perjalanan fisik, tapi juga perjalanan spiritual yang membutuhkan kesiapan hati dan niat yang tulus.
“Ini bukan sekadar pergi ke luar negeri. Ini adalah perjalanan ke langit. Jagalah niat, karena keikhlasan adalah vitamin terkuat dalam ibadah haji,” ujar Menag saat menyampaikan pesan kepada 393 jemaah kloter pertama.
Menag juga menekankan pentingnya disiplin dalam menaati aturan, terutama terkait dokumen resmi seperti visa. Ia menyatakan tidak ada toleransi bagi jemaah yang menggunakan visa tidak sah.
Pemerintah mengapresiasi kerja sama dengan otoritas Arab Saudi, yang tahun ini kembali memberikan kemudahan akses rumah sakit dan fasilitas layanan kesehatan. Langkah ini merupakan hasil dari diplomasi panjang dan sistem pemeriksaan kesehatan yang kini lebih ketat.
“Alhamdulillah, berkat peningkatan pendampingan medis dan sistem seleksi kesehatan yang lebih baik, angka kematian jemaah haji Indonesia tahun lalu berhasil ditekan dibandingkan 2023,” pungkas Menkes.
BACA JUGA

