9.700 Anak Siap Masuk Sekolah Rakyat, Tahap Pertama di 63 Titik, Beroperasi 14 Juli 2025

Menteri Sosial Saifullah Yusuf dan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Amalia Adininggar Widyasanti dan (Gus Ipul) dalam konferensi pers di Kantor Kementerian Sosial, Rabu (28/5/2025) / Kemensos
Menteri Sosial Saifullah Yusuf (28/5/2025) / Kemensos

JAKARTA, Inibalikpapan.com — Menteri Sosial Saifullah Yusuf atau Gus Ipul mengungkapkan, sedikitnya 9.700 anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem siap mengikuti proses belajar-mengajar di Sekolah Rakyat mulai Juli 2025. Program prioritas Presiden Prabowo Subianto ini akan dimulai secara serentak di 100 titik lokasi di berbagai daerah Indonesia.

“Sampai hari ini sudah ada 9.700 lebih siswa yang siap mengikuti proses belajar mengajar di 100 titik bulan ini,” kata Gus Ipul dalam keterangan pers di Jakarta, Selasa (8/7/2025).

Sebagai tahap awal, pemerintah melalui Kementerian Kesehatan telah melakukan Cek Kesehatan Gratis (CKG) terhadap seluruh calon peserta didik. Hal ini penting mengingat Sekolah Rakyat menggunakan sistem pendidikan berasrama, sehingga potensi penularan penyakit harus dicegah sedini mungkin.

“Karena ini sekolah berasrama, tentu diharapkan semuanya sehat. Kalau ada yang sakit atau punya penyakit menular, presiden menginstruksikan agar mereka dibantu hingga sembuh total. Setelah itu, mereka langsung bisa ikut kegiatan belajar,” ujar Mensos.

63 Titik Siap Beroperasi 14 Juli, Sisanya Menyusul Akhir Bulan

Gus Ipul menyebut, dari 100 lokasi tahap pertama, sebanyak 63 titik siap beroperasi pada 14 Juli 2025. Sementara 37 titik lainnya akan menyusul akhir Juli atau awal Agustus sambil menunggu penyelesaian sarana dan prasarana.

Program ini tidak berhenti di situ. Presiden Prabowo telah mengamanatkan penambahan 100 titik Sekolah Rakyat lagi pada tahun ajaran 2025/2026. Dengan demikian, target total sekolah akan menjadi 200 titik secara nasional, khusus untuk anak-anak dari keluarga paling rentan secara sosial dan ekonomi.

Pendidikan Gratis Sekaligus Pemberdayaan Ekonomi Orang Tua

Tak hanya menyediakan pendidikan gratis berkualitas, pemerintah juga mendorong pemberdayaan ekonomi keluarga siswa Sekolah Rakyat. Kementerian Sosial akan memfasilitasi pelatihan dan bantuan modal usaha bagi orang tua yang berminat membuka usaha mandiri.

“Jika ada orang tua siswa yang ingin membuka usaha, akan kami latih dan bantu modalnya,” ujar Gus Ipul saat mengunjungi rumah keluarga Herman Hermawan, buruh bangunan asal Bandung yang anaknya diterima di Sekolah Rakyat.

Kementerian Sosial juga menaruh perhatian serius terhadap kondisi tempat tinggal keluarga siswa. Rumah keluarga Herman yang berdiri di atas lahan milik Dinas PUPR dan dihuni enam orang, akan diperbaiki atau direlokasi bekerja sama dengan pemerintah kabupaten setempat.

“Rumah seperti ini akan direlokasi atau dibangun kembali, agar layak huni. Ini bagian dari komitmen negara terhadap keluarga miskin ekstrem,” tegas Gus Ipul.

Komitmen Pemerintah Atasi Kemiskinan Ekstrem Secara Terpadu

Keluarga Herman termasuk dalam desil 1 Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN) — kategori masyarakat dengan kondisi kemiskinan paling parah. Penghasilan keluarga ini tidak mencapai Rp1 juta per bulan, jauh di bawah kebutuhan dasar hidup layak.

Program Sekolah Rakyat menjadi simbol komitmen pemerintah untuk mengentaskan kemiskinan ekstrem secara berkelanjutan melalui pendekatan pendidikan, kesehatan, perumahan, hingga pemberdayaan ekonomi./Info Publik

Tinggalkan Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses