Amerika Serikat Hentikan Sementara Visa Pelajar, Ribuan Mahasiswa Indonesia Terancam Gagal Studi di Amerika

Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Stella Christy / Info Publik
Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Stella Christy / Info Publik

JAKARTA, Inibalikpapan.com – Pemerintah Amerika Serikat secara resmi menghentikan sementara penerbitan visa pelajar dan pertukaran pelajar jenis F, M, dan J, keputusan yang memicu kekhawatiran global dan berdampak langsung pada ribuan mahasiswa internasional, termasuk dari Indonesia.

Langkah ini diumumkan langsung oleh Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, dalam pernyataan pers pada Jumat pagi (30/5). Rubio menyebut kebijakan tersebut merupakan bagian dari peninjauan sistem imigrasi dan keamanan nasional, namun tidak merinci berapa lama penghentian ini akan berlangsung.

Dampak Langsung bagi Mahasiswa Indonesia

Keputusan ini sontak menjadi perhatian serius bagi Indonesia. Ribuan pelajar asal Tanah Air yang sedang menempuh studi di Amerika Serikat kini menghadapi ketidakpastian, terutama mereka yang memegang visa F, M, dan J—jenis visa yang digunakan untuk studi jangka panjang dan program pertukaran pelajar.

Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Stella Christy, menyampaikan peringatan tegas kepada seluruh mahasiswa Indonesia yang sedang berada di AS.

“Kami merekomendasikan agar adik-adik dan rekan-rekan tidak keluar dari wilayah Amerika Serikat hingga ada kejelasan kebijakan terbaru,” ujarnya dalam siaran resmi dikutip dari Info Publik.

BACA JUGA :

Solusi Darurat untuk Penerima Beasiswa

Pemerintah Indonesia tidak tinggal diam. Bagi mahasiswa yang sudah menerima letter of acceptance (LoA) dan beasiswa dari KemendiktiScientech, sejumlah strategi darurat tengah disiapkan agar mereka tetap dapat melanjutkan pendidikan.

Langkah-langkah strategis yang sedang dikaji, antara lain, Transfer studi ke universitas mitra Indonesia di negara lain seperti Australia, Kanada, atau Eropa.

Pemindahan studi ke dalam negeri melalui kerja sama dengan kampus-kampus unggulan di Indonesia yang siap menampung mahasiswa terdampak.

Pemberian fleksibilitas administratif agar hak pendidikan tetap terlindungi meski tidak jadi berangkat ke AS.

Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Brian Yuliarto, tengah mengoordinasikan lintas sektor untuk mempercepat respons pemerintah terhadap krisis ini.

“Kami bergerak cepat untuk menjamin kelanjutan studi para penerima beasiswa. Tidak boleh ada mahasiswa Indonesia yang kehilangan hak atas pendidikan karena kebijakan negara lain,” tegas Stella.

Seruan Pemerintah: Tetap Tenang dan Ikuti Kanal Resmi

KemendiktiScientech mengimbau seluruh pelajar yang terdampak untuk, Tidak melakukan perjalanan ke luar AS (bagi yang sudah berada di sana).

Tidak mengambil keputusan sepihak seperti membatalkan studi atau mencari alternatif tanpa arahan resmi. Menunggu pengumuman berikutnya melalui kanal resmi pemerintah.

Dalam beberapa hari ke depan, jalur komunikasi darurat dan pusat informasi akan dibuka bagi pelajar dan keluarga yang membutuhkan kepastian atau pendampingan hukum.

Penghentian visa pelajar oleh pemerintah AS menjadi pukulan telak bagi ribuan mahasiswa global. Namun, pemerintah Indonesia telah menunjukkan komitmennya untuk melindungi hak pendidikan warganya. Respons cepat dan terkoordinasi menjadi kunci agar generasi muda Indonesia tetap memiliki akses ke pendidikan tinggi, baik di dalam maupun luar negeri.

Tinggalkan Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses