Angka Stunting Capai 21,6 Persen, DKK Balikpapan Ajak Masyarakat Terlibat Aktif

Kepala DKK Balikpapan Alwiati

BALIKPAPAN,Inibalikpapan.com — Pemerintah Kota Balikpapan melalui Dinas Kesehatan Kota (DKK) terus meningkatkan upaya dalam menekan angka stunting yang masih menjadi tantangan serius di kota ini.

Melalui program Gerakan Gempur Stunting atau Gerakan Bersama Posyandu Berantas Stunting. DKK melibatkan seluruh elemen masyarakat untuk bersama-sama menangani dan mencegah stunting sejak dini.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Balikpapan, Alwiati, menyebutkan bahwa prevalensi stunting di Balikpapan masih berada di angka yang mengkhawatirkan. Yakni sebesar 21,6 persen berdasarkan data terbaru. Menurutnya, kondisi ini menunjukkan bahwa masih diperlukan upaya lebih keras dan berkelanjutan dari seluruh lapisan masyarakat.

“Semoga besok saat pengumuman nasional prevalensi stunting oleh pemerintah pusat, Balikpapan tidak menyumbang peningkatan angka,” ujar Alwiati dalam sambutannya saat peluncuran kegiatan Gerakan Gempur Stunting yang berlangsung di Taman Bekapai, Minggu (25/5/2025).

Ia menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor, terutama pada tingkat masyarakat paling bawah. Seperti RT dan kader posyandu, untuk melakukan deteksi dini dan pelaporan jika ditemukan anak-anak dengan gejala kekurangan gizi atau pertumbuhan yang tidak sesuai.

Namun, DKK Balikpapan juga mencatat masih rendahnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya posyandu. Data menunjukkan bahwa partisipasi masyarakat dalam kegiatan posyandu baru mencapai 40,6 persen. 

“Ini berarti masih banyak bayi dan balita yang belum mendapatkan pemeriksaan dan pemantauan kesehatan secara rutin,” jelasnya.

Kurangnya partisipasi ini menurutnya menjadi hambatan besar dalam upaya pencegahan stunting. Padahal, posyandu merupakan garda terdepan dalam memantau tumbuh kembang anak secara berkelanjutan dan memberikan intervensi cepat jika ditemukan tanda-tanda stunting.

Peran Komunitas Sangat Penting

Dalam pelaksanaan Gerakan Gempur Stunting, DKK tidak hanya menggandeng tenaga medis dan kader posyandu, tetapi juga melibatkan tokoh masyarakat, ketua RT, serta para orang tua. Mereka diberikan pelatihan dan penyuluhan tentang tanda-tanda stunting serta langkah-langkah pencegahannya.

“Jika ditemukan anak dengan gejala kurang gizi atau berat badan yang tidak sesuai usia, masyarakat diminta segera melaporkan ke puskesmas terdekat. Tim kesehatan kami siap menindaklanjuti,” tegas Alwiati.

Lebih lanjut, DKK turut menghadirkan dokter spesialis anak dan spesialis kandungan dalam kegiatan ini. Mereka memberikan edukasi langsung kepada masyarakat mengenai pentingnya pemenuhan gizi seimbang sejak masa kehamilan hingga anak berusia dua tahun (periode emas 1000 hari pertama kehidupan).

Menurut Alwiaty, masa ini sangat krusial karena berpengaruh besar terhadap tumbuh kembang anak ke depan. “Kita ingin orang tua memiliki pemahaman yang benar tentang pola pengasuhan dan asupan gizi agar anak-anak Balikpapan tumbuh sehat, cerdas, dan bebas dari risiko stunting,” katanya.

Langkah Berkelanjutan

Dinas Kesehatan menyatakan akan terus memperluas cakupan program ini ke seluruh kelurahan di Balikpapan dengan menargetkan peningkatan angka kunjungan posyandu. Serta pendampingan khusus untuk keluarga berisiko tinggi.

Selain itu, upaya sinergis juga dilakukan dengan sektor pendidikan, dinas sosial. Serta pemberdayaan masyarakat untuk membentuk ekosistem yang mendukung kesehatan anak secara holistik.

“Kami tidak bisa bekerja sendiri. Penurunan stunting harus menjadi gerakan bersama. Peran serta masyarakat sangat menentukan keberhasilan program ini,” ujar Alwiati.

Dengan program ini, Pemerintah Kota Balikpapan berharap mampu menurunkan angka stunting secara signifikan dan mencetak generasi masa depan yang lebih sehat, produktif, dan unggul.***

Editor : Ramadani

Tinggalkan Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses