BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com- Antrian BBM bersubsidi seperti solar di sejumlah SPBU Balikpapan diduga terjadi karena banyaknya aksi pengetapan dan penyelewengan oleh oknum yang mencari keuntungan dari perbedaan harga yang tinggi. Selain dijual dengan cara diecer, juga dilakukan penjualan kepada industri.

Ketua Komisi II DPRD Kaltim Edy Kurniawan mengatakan kondisi ini mempengaruhi kebutuhan masyarakat yang memang membutuhkan dan mereka yang berhak menerima BBM subsidi.

“Penyelewengan tersebut yang mengakibatkan antrean panjang. Sebab, Pertamina sendiri sudah memenuhi kuota seperti yang di tetapkan BPH Migas. Bahkan sesuai permintaan Pemprov Kaltim, mereka juga menambah pasokan. Tetapi berapapun yang disuplai kalau penyelewengan terus terjadi, tentu tidak akan mencukupi,”katanya (27/2/2019).

Untuk menurut Edy pihaknyan mendukung kepolisian terus memberantas berbagai praktik curang tersebut termasuk melibatkan pengawasan pemerintah daerah. Termasuk kasus penjualan BBM subsidi ke industri yang berhasil diungkap Polres Balikpapan dengan menangkap pelaku pengetapan BBM, Andi Azwar, dan menjadikan sebagai tersangka.

“Kami mengapresiasi tindakan tegas tersebut. Namun kami juga berharap agar upaya pemberantasan praktek penyelewengan tersebut terus berlanjut. Mereka harus diberantas tuntas, karena sangat merugikan masyarakat. Solar subsidi yang seharusnya buat warga, justru dinikmati kalangan industri atau para pengetap,” tandas Edy.

Menurut Edy, dugaan penyalahgunaan tidak hanya berdasarkan temuan di lapangan, baik berupa laporan maupun fakta yang ditemui sendiri. Lebih dari itu, Edy juga mengkomparasi dengan berbagai data yang ada. Mulai data pajak BBM hingga data jumlah kendaraan bermotor.

“Semua data normal saja, cenderung tidak ada perubahan. Dengan demikian, seharusnya BBM mencukupi sehingga tidak terjadi antrean panjang di SPBU,”kata Edy.

Dari sanalah menurut Edy, dugaan bahwa BBM subsidi diselewengkan mulai muncul. Hal itu dikuatkan dari berbagai laporan yang diterima, termasuk berbagai kejanggalan yang pernah ditemui sendiri ketika mengisi BBM di SPBU. Misalnya saja, dia pernah menemui waktu pengisian BBM yang terlalu lama.

Edy menambahkan, para penyeleweng tersebut memang tidak mengisi sekaligus di satu SPBU. Mereka mengisi di beberapa SPBU karena memang pembelian dibatasi. Kalau sudah terisi sekitar 100-200 liter, mereka akan pindah ke SPBU lain. Setelah itu, lanjut dia, pada siang hari mereka menuju SPBU semula untuk kembali mengisi. Begitu seterusnya sampai terisi hingga 1.000-2.000 liter. “Boleh dicek di CCTV, suatu kendaraan berapa kali masuk SPBU dalam satu hari,” bebernya.

Terpisah, seorang warga Balikpapan Baru, Woro Sulis bahkan mengaku tak tahu kalau terjadi antrean panjang di beberapa SPBU. “Di sini sepertinya aman terkendali,” kata dia.

Kalaupun di SPBU Gunung Guntur, dekat kediamannya, terlihat padat, itu lebih dikarenakan jalan yang memang sempit. SPBU Gunung Guntur, kata Woro, sebenarnya tidak layak, karena jalan menuju SPBU hanya satu jalur dan harus berbagi badan jalan dengan kendaraan yang melewati jalan tersebut.

“Jadi menurut saya, panjangnya antrean tidak serta-merta menunjukkan bahwa ketersediaan BBM kurang, namun disebabkan kondisi jalan yang tidak layak,” ujar Woro.

Kondisi SPBU di Balikpapan memang cenderung membaik, terutama seusai penangkapan tersangka pengetapan BBM Andi Azwar. Berdasarkan pengamatan, kalau pun terjadi antrean, tidak sepanjang beberapa hari sebelumnya.

Panjang antrean diperkirakan menurun hingga 30 persen dibandingkan hari-hari sebelumnya. Itu pun hanya terjadi pada jam-jam tertentu, yaitu pagi dan menjelang sore. Kalaupun ada SPBU yang lebih padat, karena lokasinya sangat strategis yaitu SPBU Gunung Guntur dan SPBU Kebun Sayur.

Comments

comments

Tinggalkan BalasanBatalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Exit mobile version