Asal Usul Pohon Cemara Jadi Hiasan Setiap Natal, Begini Ceritanya
JAKARTA, inibalikpapan.com – Pohon Natal, khususnya pohon cemara, telah menjadi simbol utama perayaan Natal di berbagai belahan dunia. Pohon ini terhias dengan ornamen seperti bola warna-warni, lonceng, bintang, pita, hingga lampu. Namun, tak banyak yang mengetahui asal-usul penggunaan pohon cemara dalam tradisi ini.
Awal Tradisi Pohon Natal
Melansir Suara, jaringan inibalikpapan.com, Penggunaan pohon cemara dalam perayaan memiliki akar sejarah panjang. Tradisi ini berasal dari masyarakat Mesir Kuno, Yunani Kuno, hingga Romawi Kuno, yang menggunakan pepohonan hijau sebagai simbol kehidupan kekal. Pohon cemara dipilih karena tetap hijau sepanjang tahun, bahkan saat musim dingin. Selain itu, aromanya yang khas sering memberikan nuansa segar dan menenangkan di dalam rumah.
Di negara empat musim, pohon cemara dipercaya mampu mengusir roh jahat, penyakit, dan penyihir. Dalam budaya lain, pohon ini menjadi lambang kesuburan dan kehidupan abadi, berbeda dari pohon lain yang hanya tumbuh pada musim tertentu dan mengingatkan pada siklus hidup dan kematian.
Jerman: Pelopor Penggunaan Pohon Cemara
Jerman menjadi negara pertama yang menggunakan pohon cemara dalam perayaan Natal pada abad ke-16. Tradisi ini menyebar luas ke seluruh Eropa dan Amerika pada pertengahan abad ke-19. Beberapa umat Kristiani bahkan menggantikan pohon cemara dengan piramida kayu yang terhias pepohonan hijau dan lilin.
Martin Luther, tokoh reformasi Protestan, menjadi orang pertama yang menambahkan lilin pada pohon Natal. Terinspirasi oleh kerlap-kerlip bintang di langit malam, ia menciptakan tradisi ini untuk menghadirkan keindahan alam ke dalam rumah.
Simbol Harapan dalam Kekristenan
Dalam tradisi Kristen, pohon melambangkan harapan dan kebahagiaan untuk menyambut kelahiran Yesus Kristus. Bangsa Romawi juga memiliki tradisi menghias kuil dengan pepohonan hijau selama festival Saturnalia, sementara masyarakat Mesir kuno menggunakan pohon palem untuk memuja Dewa Ra.
Dr. Dominique Wilson dari University of Sydney menjelaskan, “Gagasan membawa pohon cemara ke dalam rumah melambangkan kesuburan dan kehidupan baru di tengah musim dingin. Tradisi ini berakar pada kepercayaan pagan dan berkembang menjadi pohon Natal seperti yang kita kenal saat ini.”
Penggunaan pohon cemara dalam perayaan Natal kini bukan hanya tradisi, tetapi juga simbol kebahagiaan dan pengharapan yang menandai momen kelahiran Yesus Kristus. Dengan memahami sejarahnya, pohon ini dapat memberi makna lebih mendalam dalam perayaan. Selamat merayakan Natal bagi umat Kristiani di seluruh dunia!
BACA JUGA
