Balikpapan Dorong Pengembangan Silvofishery sebagai Wisata Edukatif Berkelanjutan

BALIKPAPAN,Inibalikpapan.com — Pemerintah Kota Balikpapan terus memperkuat komitmen dalam mengembangkan pariwisata berbasis lingkungan yang berkelanjutan. 

Salah satu konsep yang kini menjadi perhatian serius adalah pengembangan silvofishery, yakni sistem tambak terpadu yang mengombinasikan budidaya perikanan dengan pelestarian ekosistem mangrove. Konsep ini dinilai tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga memiliki nilai edukasi dan ekonomi bagi masyarakat.

Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) Kota Balikpapan, Ratih Kusuma, saat menghadiri kegiatan kunjungan lapangan dan diskusi bersama di kawasan mangrove Balikpapan, Minggu (14/12/2025). 

Kegiatan ini melibatkan berbagai pemangku kepentingan, mulai dari pemerintah daerah, komunitas lingkungan, hingga pelaku usaha, untuk membahas peluang pengembangan silvofishery sebagai destinasi wisata edukatif.

Ratih Kusuma menjelaskan, selama ini banyak tambak konvensional di Indonesia mengalami penurunan produktivitas akibat penggunaan bahan kimia secara terus-menerus dalam jangka panjang. Kondisi tersebut berdampak pada kualitas tanah dan air, sehingga hasil perikanan tidak lagi optimal. Melalui pendekatan silvofishery, mangrove ditanam dan dipelihara di area tambak untuk memulihkan ekosistem sekaligus meningkatkan produktivitas secara alami.

“Silvofishery adalah bentuk cinta kita pada alam. Ketika kita menjaga mangrove, alam pun akan memberi kembali. Konsep ini bukan hanya soal hasil tambak, tetapi tentang keseimbangan dan keberlanjutan untuk generasi mendatang,” ujar Ratih.

Menurutnya, kawasan silvofishery memiliki potensi besar untuk dikembangkan sebagai wisata edukatif berbasis lingkungan. Pengunjung dapat belajar langsung mengenai fungsi mangrove sebagai pelindung pesisir, habitat biota laut, serta perannya dalam mendukung budidaya perikanan yang berkelanjutan. Edukasi ini diharapkan mampu menumbuhkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga ekosistem pesisir.

Lebih lanjut, Ratih menegaskan bahwa konsep silvofishery sejalan dengan visi Balikpapan sebagai kota hijau yang mengedepankan pembangunan berkelanjutan. Dengan karakter geografis yang didominasi kawasan pesisir dan perairan, Balikpapan memiliki peluang besar untuk mengembangkan wisata alam yang tidak hanya menarik secara visual, tetapi juga memberikan manfaat jangka panjang bagi lingkungan dan kesejahteraan masyarakat.

“Pariwisata yang baik adalah pariwisata yang tumbuh bersama alam, bukan merusaknya. Dari cinta pada lingkungan inilah lahir harapan dan masa depan yang lebih baik bagi kota kita,” tambahnya.

Pemerintah Kota Balikpapan berharap pengembangan silvofishery dapat menjadi contoh inovasi pengelolaan lingkungan yang terintegrasi dengan sektor pariwisata. Ke depan, kolaborasi lintas sektor akan terus diperkuat agar konsep ini dapat berkembang secara optimal, berkelanjutan, dan menjadi kebanggaan Balikpapan sebagai kota yang mencintai alamnya.***

Tinggalkan Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses