Balikpapan Masuki Musim Kemarau, Hujan Lokal dan Angin Kencang Masih Mendominasi

Kepala BMKG Balikpapan, Kukuh Ribudiyanto

BALIKPAPAN,Inibalikpapan.com – Kota Balikpapan dan wilayah pesisir timur Kalimantan Timur secara klimatologis telah memasuki awal musim kemarau sejak dasarian ketiga Juni. 

Namun, menurut Kepala BMKG Balikpapan, Kukuh Ribudiyanto, kondisi di lapangan masih menunjukkan banyak terjadi hujan lokal, menandakan periode transisi menuju kemarau.

“Awal musim kemarau untuk Balikpapan dan wilayah timur pesisir Kalimantan Timur itu masuk di dasarian ketiga Juni. Jadi sekarang ini. Dan ada beberapa wilayah lain setelah itu, paling cepat di akhir Juni ini,” jelas Kukuh Ribudiyanto.

Ia menambahkan bahwa meskipun sudah masuk musim kemarau, karakteristik kemarau di Balikpapan dan Kalimantan Timur tergolong pendek atau disebut “kemarau basah”. “Walaupun kemarau tapi masih ada hujan, walaupun kategorinya ringan. Itu di bulan Agustus dan September,” terangnya.

Curah Hujan Tertinggi di Kaltim Bagian Tengah

Kukuh mengungkapkan bahwa dalam seminggu terakhir, curah hujan tertinggi di Kalimantan Timur terjadi di Kutai Barat, tepatnya di Mahakam Hulu. Serta Kutai Kartanegara bagian Barat dan Kutai Timur bagian Barat.

“Cenderung di Kaltim bagian tengah itu yang cenderung masih lebih tinggi. Jadi memang kita perkirakan untuk musim kemaraunya dia juga terlambat, mungkin nanti di Juli akhir, bahkan ada yang di Agustus awal,” papar Kukuh.

Gelombang Laut dan Rob: Ada Kenaikan tapi Tak Signifikan Terkait dampak cuaca terhadap kondisi air laut dan angin, Kukuh menjelaskan bahwa kenaikan gelombang di daerah pesisir Balikpapan tidak terlalu signifikan, mencapai maksimal 0,75 meter. 

Sementara itu, di tengah Selat Makassar, ketinggian gelombang bisa mencapai 0,75 hingga 1,5 meter.

Mengenai kabar ketinggian ombak mencapai 2,9 meter yang sempat beredar, Kukuh meluruskan bahwa angka tersebut kemungkinan merujuk pada tinggi maksimal air pasang atau fenomena rob.

“Mungkin salah tangkap kali, mungkin rob kali ya, atau tinggi maksimal air pasang itu bisa 2,9. Untuk pesisir Balikpapan, perairan itu bisa maksimal 2,9,” katanya.

Fenomena rob setinggi 2,9 meter itu terjadi saat bulan purnama, atau yang dikenal sebagai full moon dan jarak terdekat bulan terhadap bumi. “Untuk rob itu sampai saat ini masih berlaku di ketinggian 2,9 itu Pak? Trendnya masih di Balikpapan ini masih di atas 2, tertinggi tadi 2,9, sekarang ini ya 2,4 atau 2,5,” tambahnya.

Dampak Bibit Siklon Tropis dan Normal Musiman

Masyarakat Balikpapan belakangan merasakan angin yang cukup kencang. Kukuh menjelaskan bahwa ini sebagian besar dipengaruhi oleh bibit siklon tropis yang berada di utara Sulawesi Utara, mendekati Filipina.

“Angin mungkin pertama adalah dipengaruhi oleh bibit siklon tropis yang ada di utaranya Sulawesi Utara, atau lebih dekat ke arah Filipina, yaitu ada bibit siklon tropis,” ungkapnya.

Namun, ia menegaskan bahwa kondisi angin seperti ini adalah normal pada saat musim kemarau. “Itu sebenarnya normal ya, normal pada saat di musim kemarau seperti ini, karena tekanan di utara dan selatan itu lebih rendah di wilayah, maka di utara dan selatan lebih rendah di utara, sehingga tiupan angin itu dari kecenderungannya dari Tenggara, kemudian di Ekuator dibelokkan, sampai di utara Ekuator ke arah timur laut,” jelas Kukuh.

Kecepatan angin berkisar antara 5 hingga 12 knot. Kukuh memastikan bahwa kecepatan ini tidak terus-menerus dan dampaknya terhadap gelombang laut belum terlalu signifikan.

Penerbangan Aman Terkendali

Terkait sektor penerbangan, Kukuh menyatakan bahwa kondisi penerbangan di Balikpapan masih lancar. Angin kencang belum mengganggu operasional penerbangan. 

“Penerbangan Alhamdulillah kondisi lancar, dia akan berpengaruh pada saat hujan lebat di area bandara itu baru mengganggu penerbangan,” ujarnya.

BMKG juga rutin berkoordinasi dengan pilot mengenai area yang perlu dihindari, terutama jika ada pembentukan awan kumulonimbus.***

Editor : Ramadani

Tinggalkan Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses