BALIKPAPAN,Inibalikpapan.com — Pemerintah Kota (Pemkot) Balikpapan tengah berambisi meyakinkan potensi MICE (Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition) kepada para investor melalui penyelenggaraan event berskala internasional. 

Kepala Dinas Penanaman Modal Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota Balikpapan, Boedi Liliono menyatakan berencana menggandeng sejumlah daerah yang berada di Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) II beserta para investor yang kerap melewatinya. 

“Oktober 2023, rencana jadi tuan rumah penyelenggaraan ALKI II Investment Forum. Kami ingin mengajak daerah provinsi yang terletak di alur laut kepulauan Indonesia II untuk ikut terlibat itu, termasuk investor dari beberapa Negara yang melewati ALKI II,” ujarnya kepada media, Rabu (7/12/2022).

Dia menambahkan, dalam kegiatan tersebut rencananya akan ada forum sharing diskusi, pameran investasi seluruh Indonesia dan pesona batik nusantara yang mengundang istri kepala daerah untuk mengenalkan batik masing-masing daerah dengan konsep fashion week.

“Kita pengen menunjukkan Balikpapan emang layak jadi kota MICE, hotel-hotelnya mumpuni, terus transportasinya ada. [Kita mau] nunjukkin Balikpapan bisa jadi event pelaksanaan nasional dan dunia, bukan hanya di Bali,” ujarnya. 

Selain itu, Boedi menyebutkan akan menggandeng sejumlah kementerian/lembaga dan perwakilan Bank Indonesia di luar negeri untuk mengundang investor datang ke Balikpapan.

Dia menjelaskan, selama ini titik nol IKN (IKN) sudah cukup menjual untuk menarik sejumlah wisatawan datang ke Balikpapan, khususnya penyelenggaraan rapat pemerintah.

Karena yang tadinya harus (rapat) di Jakarta, tapi karena itu (IKN Nusantara) pindah di Balikpapan. Ya membantu juga untuk PAD (Pendapatan Asli Daerah) Kota Balikpapan,” jelasnya.

Di sisi lain, pesona bahari Kota Balikpapan menjadi potensi lainnya yang akan dikembangkan dengan tersedianya Kapal Pinisi Pusaka Indonesia, yang mengajak wisatawan menikmati kegiatan susur Teluk Balikpapan. 

Selain itu, Boedi mengungkapkan bahwa pihaknya turut berperan membantu daerah tetangga menawarkan Kepulauan Balabalagan kepada wisatawan yang masuk ke Balikpapan. Secara administrasi, Kepulauan Balabalagan termasuk dalam wilayah Kecamatan Bala Balakang, Kabupaten Mamuju, Provinsi Sulawesi Barat dengan luas wilayah 1,47 km2 dan hanya berjarak sekitar 141 kilometer dari kota Balikpapan. 

“Jadi treatment dari Balikpapan. Landing di sini, nginap di sini, kapal kita sediakan, belanja di sini, makan di sini, pramuwisatanya dari sini, begitu,” katanya.

Adapun, dia menuturkan bahwa Pemkot Balikpapan memiliki RUPM (Rencana Umum Penanaman Modal) yang berfokus untuk lima sektor yaitu, industri, jasa, pariwisata, pendidikan dan kebudayaan. 

“Salah satunya adalah green investment tadi, kita sedang mempersiapkan perdanya, nanti ada Perwali yang mengatur regulasinya,” katanya.

Sebelumnya, Kepala Disporapar Cokorda Ratih mengatakan, pihaknya terus mendorong swasta turut berpartisipasi untuk menyediakan wisata bahari. Salah satunya, Mahligai Phinisi yang telah menyediakan paket wisata tersebut.

Dia menjelaskan, ada lima hal yang perlu menjadi perhatian dalam wisata bahari. Di antaranya atraksi dan daya tarik destinasi dalam hal ini apa tawaran yang bisa diberikan kepada pengunjung. “Mereka bisa melihat mangrove dan habitat langka yang ada di Kaltim,” sebutnya.

Mulai dari bekantan, pesut, dugong yang dapat menjadi daya tarik wisata bahari di Kota Minyak. Pemandangan itu bisa dinikmati saat melakukan perjalanan wisata di Teluk Balikpapan. Baik waktu pagi maupun sore hari semakin cantik sembari menikmati pemandangan sunset.

Selanjutnya, hal yang perlu diperhatikan soal kenyamanan dalam berwisata. Misalnya di pinisi, penyedia jasa menyediakan fasilitas tabung oksigen hingga sekoci. Ketiga tentang aksesibilitas, bagaimana akses pengunjung masuk ke kapal. Itu sudah terbukti mudah dilalui pengunjung.

“Ada akomodasi juga, jika wisatawan perlu menginap kapal sudah menyediakan fasilitas kamar untuk tempat beristirahat,” tuturnya. Selain itu, Ratih mengingatkan agar penyedia jasa wisata juga harus memenuhi elemen saptapesona yang ditetapkan oleh Kemenparekraf.

Ada pun saptapesona di antaranya indah, aman, nyaman, bersih, dan sebagainya. Bagaimana pengunjung bisa istirahat, fasilitas kebersihan, hingga menciptakan kenangan indah. “Ada elemen sejuk, rapi, dan bagaimana ketika menikmati pemandangan bisa mendapat kenangan,” tuturnya.

Comments

comments

Tinggalkan BalasanBatalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Exit mobile version