Balikpapan Pasang Target Juara Umum di Ajang POPDA Kaltim 2025
BALIKPAPAN, inibalikpapan.com — Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) Kota Balikpapan mematangkan persiapan menjelang Pekan Olahraga Pelajar Daerah (POPDA) Kalimantan Timur 2025. Ajang ini jadwalnya berlangsung pada 1–9 Oktober.
Kepala Disporapar Balikpapan Ratih Kusuma menyatakan pihaknya berkoordinasi intensif dengan semua cabang olahraga (cabor). Tujuannya untuk menyusun strategi dan memastikan kebutuhan teknis maupun non-teknis terpenuhi.
Ratih menyebutkan, provinsi telah menetapkan 16 cabor yang akan berlangsung. Pihaknya segera menginstruksikan setiap cabor untuk membuka seleksi atlet pelajar usia maksimal 17 tahun.
“Kami sudah terima informasi dari provinsi, akan ada 16 cabang. Sekarang kami minta masing-masing cabor memulai seleksi atlet,” ujarnya.
Ratih menjelaskan pihaknya menyiapkan kontingen sekitar 350 atlet. Ia menegaskan anggaran mereka hitung secara efisien namun tetap mengutamakan kelengkapan: mulai dari baju defile, transportasi, penginapan, hingga konsumsi.
Mereka juga mengupayakan bonus bagi atlet yang pernah berprestasi di PON atau Peparprov, dengan harapan setara capaian empat tahun lalu di PON Papua. “Kami perhitungkan anggaran dengan cermat. Semua kebutuhan kontingen harus terakomodir, termasuk bonus untuk atlet berprestasi,” kata Ratih.
Untuk memperkuat dukungan, dinas kemudian menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama DPRD Kota Balikpapan. Dalam RDP, mereka menyampaikan kesiapan dan mengajukan dukungan anggaran karena menargetkan juara umum. “RDP kami manfaatkan untuk membahas kendala dan solusi. Target kami jelas: juara umum,” tegas Ratih.
Cabor Unggulan
Sementara itu, Ratih menyoroti beberapa cabor unggulan yang Balikpapan andalkan, seperti panahan, pencak silat, judo, karate, renang, dan senam.
Ia optimistis cabor-cabor ini mampu menyumbang medali. “Cabang-cabang itu selalu andalan kami. Semua punya peluang meraih medali,” ujarnya. Ia menegaskan bahwa POPDA berfungsi sebagai ajang pembinaan atlet pelajar menuju tingkat nasional (POPNAS).
Oleh karena itu, Dinasnya membuka seleksi untuk peserta pelajar SD hingga SMA sederajat dengan batas usia maksimal 17 tahun. Ratih mengingatkan semua pihak untuk fokus pada pembinaan, bukan sekadar mengejar prestasi sekali jadi.***
BACA JUGA
