Balikpapan Targetkan Turunkan Prevalensi Stunting di 2026

BALIKPAPAN,Inibalikpapan.com – Target penurunan prevalensi stunting masih menjadi prioritas utama Pemerintah Kota Balikpapan. Program ini juga telah masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2025–2029 sebagai agenda strategis lintas sektor.

Data menunjukkan prevalensi stunting di Balikpapan mengalami kenaikan sejak 2023 dan mencapai 21,6 persen. Angka tersebut memang lebih rendah dibandingkan prevalensi provinsi dan setara dengan rata-rata nasional, namun tetap menjadi perhatian serius.

“Namun ini merupakan angka tertinggi selama lima tahun terakhir,” kata Plt Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Keluarga Berencana, dan Pemberdayaan Masyarakat (DP3AKB) Balikpapan, Nursyamsiarni D. Larose, Selasa (2/12/2025).

Kenaikan juga terlihat pada 2024. Pada Oktober, prevalensi tercatat 14,68 persen, meningkat dari 13,8 persen pada September 2024. Kondisi tersebut membuat pemerintah kota terus menjadikan percepatan penurunan stunting sebagai prioritas, sejalan dengan amanat Perpres Nomor 73/2021.

17 Lokus Penanganan Stunting

Nursyamsiarni menjelaskan bahwa Balikpapan memiliki 17 lokus penanganan stunting yang menjadi fokus intervensi. Di setiap lokus, pemerintah melakukan berbagai aksi spesifik dan aksi sensitif untuk mencegah kasus baru sekaligus memperbaiki status gizi kelompok rentan.

Program-program tersebut meliputi:

  • Edukasi remaja putri mengenai konsumsi tablet tambah darah (TTD)
  • Bimbingan bagi calon pengantin (catin)
  • Penyaluran bantuan tunai bersyarat dan bantuan pangan nontunai melalui puskesmas
  • Sosialisasi penganekaragaman konsumsi pangan

“Sebagai upaya penanganan stunting, Balikpapan memiliki 17 lokasi penanganan stunting. Ada berbagai kegiatan yang dilakukan terhadap lokus tersebut,” jelasnya.

Rembuk Stunting, Rumuskan Target Baru

DP3AKB Balikpapan juga telah menggelar rembuk stunting bersama organisasi perangkat daerah (OPD) dan para pemangku kepentingan beberapa waktu lalu. Dalam forum tersebut, sejumlah kesepakatan dirumuskan sebagai arah kebijakan.

Target prevalensi stunting Balikpapan ditetapkan sebagai berikut:

  • 17,6 persen pada 2025
  • 15,6 persen pada 2026

Selain itu, pemerintah juga menargetkan 95 persen kunjungan bayi dan balita ke posyandu untuk memastikan pemantauan pertumbuhan berlangsung optimal.

“Tahun depan, lokus penanganan stunting mencakup 34 kelurahan. Program dan kegiatan pendukung percepatan penurunan stunting akan diakomodasi dalam RKPD hingga masuk dalam Renja Perangkat Daerah 2025,” terangnya.

Nursyamsiarni menambahkan, seluruh hasil rembuk stunting akan disampaikan kepada Wali Kota Balikpapan sebagai bentuk sinkronisasi kebijakan lintas sektor.

“Hasil dari rembuk stunting selanjutnya akan diajukan kepada Wali Kota Balikpapan untuk disetujui,” tandasnya.***

Tinggalkan Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses