BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com – Bank Indonesia menggelar Festival Ekonomi Syariah (Fesyar)Kawasan Timur Indonesia yang berlokasi di Balikpapan mulai 1-4 November 2018. Acara tersebut, guna meningkatkan pemahaman ekonomi keuangan syariah Indonesia khususnya industri halal.

Dalam kegiatan tersebut, juga diselenggarakan diskusi Penguatan Ekonomi Syariah melalui pengembangan regional Halal Value Chain, yang mencakup beberapa topik diantaranya arah kebijakan pengembangan industri halal Indonesia, peluang dan potensi halal life style Indonesia,Standarisasi/sertifikasi dan jaminan halal Indonesia, praktek dan arah kedepan,Potensi dan bisnis industri halal Indonesia

“Meski ekonomi syariah terus berkembang, keuangan (konvensional dan syariah) hanya merupakan salah satu sektor dalam perekonomian, dengan kontribusi 4,2% terhadap PDB Indonesia (BPS, 2017),” Kepala Perwakilan Bank Indonesia Balikpapan, Suharman Tabrani.

Menurutnya, kontribusi sektor ekonomi yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah diluar sektor keuangan belum teridentifikasi secara sistematis, walaupun beberapa pelaku usaha di Indonesia telah mendeklarasikan usahanya sebagai usaha yang tidak bertentangan (sejalan) dengan prinsip syariah, diantaranya hotel syariah, makanan bersertifikasi halal, kosmetik dan obat-obatan bersertifikasi halal, penerbitan (surat kabar/majalah) Islam, dan pakaian muslim (modest fashion).

Merujuk dari data laporan perekonomian syariah global, yaitu State of the Global Islamic Economy Report 2016/2017 telah mengidentifikasi delapan sektor usaha syariah, yaitu makanan, keuangan, travel, pakaian, media dan rekreasi, farmasi dan kosmetik, kesehatan dan pendidikan.

Berdasarkan laporan tersebut, Indonesia termasuk dalam 10 negara yang memiliki aktivitas usaha syariah terbesar di dunia. Karenanya, perlu dilakukan upaya-upaya yang lebih intensif agar potensi sumber daya yang dimiliki Indonesia dapat dioptimalkan dalam aktivitas usaha/industri halal ini.

“Usaha tersebut antara lain dengan menyelenggarakan panel discussion industri halal yang dapat menjadi sarana dan fasilitasi maupun konektivitas yang lebih intensif antar otoritas terkait maupun dengan pelaku usaha dan industri penunjang lainnya,” ujarnya.

Kepala Departemen regional III Bank Indonesia, Wiwiek Sisto Hidajat berharap, melalui diskusi industri halal ini dapat meningkatkan pemahaman ekonomi syariah Indonesia khususnyaindustri halal yang memiliki potensi besar namun belum dapat dioptimalkan.

“Kegiatan ini merupakan sarana perwujudan peran Bank Indonesia dalam pengembangan ekonomi dan keuangan syariah khususnya melalui penyelenggaraan kegiatan fasilitasi dan konektivitas antar otoritas/pelaku usaha di bidang ekonomi dan keuangan syariah,” ujarnya.

“Kita tengah melakukan pembangunan jaringan dengan berbagai pelaku usaha dan mendorong regulasi terhadap produk halal. Di dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia bagian timur. Sebagai informasi Kalimantan Timur dan wilayah lainnya di Kalimantan sedang menyelesaikan prospek itu, jadi besar harapan kami untuk dapat diperluas.”

Semetara Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi dalam kesempatan tersebut, mengugkapkan, Kaltim belum memberikan perhatian yang lebih pada ekonomi syariah. Sehingga hal ini juga menjadi perhatian pihaknya untuk mendorong pada ekonomi syariah.

“Kalimantan Timur masih kurang memberikan perhatian pada ekonomi syariah. Hal ini tentu menjadi perhatian dan kami sangat mendukung akan hal ini dari beberapa sektor yang ada,” ujarnya
vvvvv

Comments

comments

Tinggalkan BalasanBatalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Exit mobile version