Batik dari Balikpapan, Inovasi Baru Pengrajin Lokal Siap Bersaing Nasional

BALIKPAPAN,Inibalikpapan.com Pemerintah Kota Balikpapan melalui Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) terus memperkuat sektor ekonomi kreatif sebagai salah satu pilar pertumbuhan ekonomi daerah. Upaya tersebut diwujudkan melalui kegiatan Pameran dan Pelatihan Kriya Kreatif yang digelar selama tiga hari di Balikpapan.

Kegiatan ini menjadi wadah bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) untuk menampilkan karya, menambah wawasan, serta memperluas jejaring usaha. Kepala Disporapar Kota Balikpapan, Ratih Kusuma, menjelaskan bahwa sektor ekonomi kreatif memiliki potensi besar untuk menopang ekonomi daerah, terutama melalui inovasi dan kolaborasi.

“Pemerintah berkomitmen mendorong sektor ekonomi kreatif agar tumbuh dan berkelanjutan. Melalui kegiatan ini, para pelaku UMKM, termasuk yang baru memulai, bisa belajar, berkreasi, dan memperkenalkan hasil karyanya kepada masyarakat,” ujar Ratih, Kamis (30/10/2025)

Ia menambahkan, kegiatan tersebut juga menjadi ajang berbagi pengalaman antarpelaku usaha dari berbagai wilayah di Balikpapan. “Pesertanya telah melalui proses kurasi agar produk yang ditampilkan benar-benar representatif. Antusiasme masyarakat sangat tinggi, terlihat dari kuota peserta yang mencapai 50 orang,” tambahnya.

Selama tiga hari pelaksanaan, peserta tidak hanya mengikuti pelatihan dan pameran, tetapi juga mendapatkan kesempatan untuk memasarkan produknya secara langsung. Disporapar berharap kegiatan ini menjadi langkah awal menuju ekosistem kreatif yang berkelanjutan.

“Kami ingin kegiatan seperti ini terus berlanjut. Setelah pelatihan dan pameran, peserta diharapkan mampu mengembangkan produknya, memperluas pasar, dan memanfaatkan platform digital untuk promosi,” tutur Ratih.

Inovasi Kreatif Pengrajin Lokal

Kegiatan pelatihan kali ini menghadirkan sesi menarik bertema “Membatik Inovatif dengan Media Kertas”. Dalam sesi ini, para peserta belajar teknik membatik menggunakan kertas sebagai pengganti cap tembaga — solusi kreatif yang lebih murah dan mudah diaplikasikan.

Sadarudin, pengrajin batik lokal sekaligus narasumber pelatihan, menjelaskan bahwa ide ini muncul untuk memudahkan masyarakat yang ingin belajar membatik tanpa harus mengeluarkan biaya besar.

“Selama ini kita tahu membuat cap batik itu mahal dan rumit. Sekarang ada inovasi baru, menggunakan kertas sebagai alat cap, lalu mempraktikkan teknik nyanting dengan malam panas,” jelasnya.

Menurutnya, bahan-bahan yang digunakan pun sederhana dan mudah diperoleh. Peserta cukup menyiapkan kain mori putih, canting, malam panas, serta pewarna alami. Dalam proses pembelajaran, peserta juga diajarkan bagaimana menuangkan ide motif dari alam sekitar  seperti bentuk daun, bunga, hingga pola geometris sederhana.

“Motif bisa diambil dari alam sekitar, digambar dulu di kertas sebelum diaplikasikan ke kain. Jadi, pemula pun bisa mengikuti dengan mudah,” ujar Sadarudin.

Proses membatik bagi pemula membutuhkan kesabaran dan ketelatenan. Rata-rata peserta memerlukan waktu satu hari penuh untuk menyelesaikan satu karya batik sederhana. Namun bagi yang sudah mahir, prosesnya bisa lebih cepat tanpa mengurangi kualitas hasil akhir.

Sadarudin berharap, kegiatan seperti ini mampu mengangkat citra batik lokal Kalimantan Timur agar lebih dikenal di tingkat nasional.

“Selama ini batik identik dengan Jawa. Tapi saya yakin batik-batik lokal kita juga punya karakter kuat dan bisa menembus pasar nasional, bahkan internasional,” ungkapnya dengan optimistis.

Kreativitas Lokal, Harapan Baru Ekonomi Daerah

Pelatihan dan pameran ini menjadi bukti bahwa kreativitas masyarakat Balikpapan tak pernah padam. Melalui inovasi, kerja sama, dan semangat belajar, para pengrajin dan pelaku UMKM membuktikan bahwa karya lokal memiliki daya saing tinggi dan potensi ekonomi yang besar.

Pemerintah Kota Balikpapan melalui Disporapar berkomitmen melanjutkan berbagai program pendampingan serupa  dari pelatihan keterampilan, fasilitasi promosi, hingga akses pasar digital. Tujuannya, agar kreativitas masyarakat tidak hanya menjadi hobi, tetapi juga sumber penghasilan yang berkelanjutan.***

Tinggalkan Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses