BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com- Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kota Balikpapan mengajak media masa dan media sosail untuk bersama-sama melakukan pengawasan pemilu 2024 sebagai bagian dari taggungjawab sosial agar pemilu bisa berjalan lebih baik lagi.

Hal ini disampaikan Komisioner Bawaslu Ahmadi Aziz saat membuka Sosialisasi Pengawasan Pemilu Parsipatif untuk optimalisasi peran media massa dan pegiat media sosial dalam pengawasan Pemilu serentak tahun 2024, di hotel Four Point Balikpapan, Rabu (24/1/2024).

Ahmad berpendepat media dan influecer perlu dilibatkan dala pengawasan sebab Bawaslu juga ingin meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengawasan pemilu.

“Khususnya ketika ada dugaan-dugaan pelanggan di bawah itu nanti bisa disampaikan ke Bawaslu. Selain dugaan pelanggaran juga berikan edukasi kepada masyarakat terkait dengan eperti apa sih itu pemilu, apasih larangannya, apa yang boleh dan tidak boleh oleh peserta pemilu maupun masyaraakat itu sendiri,” jelasnya.

Ahmadi Aziz menambahkan dengan terlibatnya media massa dan media sosial dalam pengawasan Pemilu 2024, maka diharapkan dapat menghasilkan Pemilu yang berintegrasi.

“Penting sekali keterlibatan media karena media ini yang paling awal memberitakan pemilu kepada masyarakat. Khususnya ketika ada isu-isu negatif. nah yang bisa mengklarifikasi itu media untuk memberikan pemberitaan positif itu juga media. Kita juga harapkan media ada perimbangan dalam berita khususnya terkait dengan peserta pemilu itu sendiri. tidak memihak satu peserta pemilu saja,” ujarnya.

Dalam kesempatan itu, Komisioner Bawaslu juga telah membentuk tim cyber pemilu yang diantaranya memonitoring informasi di media sosial yang bersifat negatif , isu sara, hoax atau menjelekan peserta pemilu. “Dengan serta merta tim ini lah yang akan sampaikan ke kita. Karena bawaslu bukan hanya melakukan penemuan atau laporan tapi dari informasi saja kita sudah bisa mengivestigasi kebenarannya,” katanya.

“Tim ada 20 orang ada dari influencer, dari mahasiswa dan media. Ini pertama kali dan ada di Kaltim. Kedepannya tim ini akan edukasi semaksimalkan seperti mungkin FGD, pelatihan dan program kerja ke depan seperti pasca pemilu seperti pilkada,” jelasnya.

Bawaslu dalam sosialiasasi juga Aziz menghadirkan narasumber Agus Susanto, Pimpinan Mediakaltim.com dan Suyono, Pimpinan Redaksi Balikpapan Pos.

Agus Susanto dalam paparannya menyebutkan dampak kehadiran media sosial terhadap bawaslu bisa menjadi alat komunikasi yang efektif dalam mempengaruhi opini publik. namun dalam konteks pemilu, keberadaan media sosial dipakai sebagai sarana kampanye, mempengaruhi pemilih untuk memilih. “Sisi negatifnya juga berpotensi jadi alat propaganda yang bersifat destruktif seperti black campaign, hoax, hate speech, rumors, bulying, fitnah dan isu sara,” tuturnya.

Hal ini tentu menjadi tantangan bagi bawaslu. Apalagi saat ini belum dapat pemahaman sama pada jajaran stakeholder dalam penanganan konten-konten di media sosial. untuk itu menurutnya kolaborasi media massa dan pengiat media sosial penting dilakukan untuk memastikan informasi yang disebar akurat dan terverifikasi.

“memahami bagaimana mengindentifikasi berita palsu dn informasi yang tidak valid. menciptakan ruang diskusi yang sehat dan berimbang, perlu peningkatan literasi media di masyarakat karena masyarakat yang terlatih akan lebih efektif dalam pengawasan,” tandasnya.

Dalam kesempatannya, Suyono menyampaikan bahwa media memiliki berperan mendorong partisipasi masyarakat di Pemilu, khususnya pemilihan pemula untuk memilih pemimpin sesuai hati nurani.

“Pers memiliki peranan penting dalam meningkatkan partisipasi, khususnya pemilih pemula. jangan mudah tergoda atau terpangaruh. pilih berdasarkan hati,” tukasnya.

Comments

comments

Tinggalkan BalasanBatalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Exit mobile version