BALIKPAPAN,Inibalikpapan.com — Pihak Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia merespon serius terkait kasus penyebaran hepatitis akut misterius yang baru-baru ini ditemukan di Indonesia.

Diketahui terdapat tiga pasien anak yang dirawat di RSUPN Dr Ciptomangunkusumo Jakarta diduga terjangkit hepatitis akut hingga mengakibatkan meninggal dunia.

Terkait hal ini, Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Balikpapan, Andi Sri Juliarty memastikan di daerahnya belum ada pasien penyakit hepatitis akut misterius tersebut.

“Di Kota Balikpapan belum ada, kita juga belum mengetahui penyebab pasti dari hepatitis ini, untuk antisipasi, kami telah meneruskan surat kewaspadaan dari Kemenkes kepada semua rumah sakit,” ujar Andi Sri Juliarty saat dikonfirmasi media, Jumat (6/5/2022).

Yang jelas, lanjut Dio biasa Andi Sri Juliarty disapa, bahwa penyakit hepatitis merupakan peradangan atau infeksi yang terjadi pada organ hati. Pasien yang terjangkiti penyakit ini akan merasakan keluhan sakit perut, muntah, dan diare.

Apabila tidak segera ditangani secara medis, keluhan yang dirasakan semakin berat diikuti dengan peningkatan enzim hati yang membuat mata dan kulit pasien berwarna kekuningan.

“Mayoritas yang terkena penyakit ini adalah anak-anak sampai remaja,” ucap.

Dio itu menambahkan, patut diwaspadai anak di bawah usia 10 tahun yang mengalami demam dan kulit serta selaput mata berwarna agak kuning. Jika demikian, harus segera ke rumah sakit untuk mendapat penanganan medis.

“Segera ke rumah sakit jika ada anak demam dan kulit serta selaput mata berwarna agak kuning. Diimbau juga kepada masyarakat untuk tingkatkan perilaku hidup bersih sehat,” imbuh wanita berjilbab itu.

Kendati belum diketahui pasti penyebab dan daya tular pengakit hepatitis ini, Dio mengimbau agar masyarakat tetap waspada. Masyarakat tidak perlu panik, namun tetap menerapkan pola hidup sehat mulai dari kebiasaan dan makan serta minum yang sehat dan bersih.

“Yang pasti, tetap menjalankan pola hidup sehat dan bersih. Waspada, jangan sampai ini juga menjadi pandemi,” ucapnya.

Untuk diketahui, Penyakit Hepatitis Akut yang sedang melanda dunia diduga telah masuk ke Indonesia setelah tiga anak dilaporkan meninggal dunia akibat terinfeksi penyakit misterius ini.

Kementerian Kesehatan sampai saat ini masih melakukan investigasi melalui pemeriksaan panel virus lengkap dan penyelidikan epidemiologi untuk mengetahui lebih lanjut penyebab dari penyakit ini.

Meski belum diketahui pasti penyebab penyakit Hepatitis Akut pada Anak , Prof. Dr. dr. Hanifah Oswari, Sp. A, yang merupakan dokter Spesialis Anak Konsultan Gastro Hepatologi RSCM FK UI menyebutkan bahwa dugaan awal disebabkan oleh Adenovirus, SARS CoV-2, virus ABV dll. Virus tersebut utamanya menyerang saluran cerna dan saluran pernafasan.

Untuk mencegah risiko infeksi, Prof Hanifah menyarankan agar orang tua meningkatkan kewaspadaan dengan melakukan tindakan pencegahan. Langkah awal yang bisa dilakukan dengan menjaga kebersihan diri dan lingkungan.

“Untuk mencegah dari saluran pencernaan, jagalah kebersihan dengan cara mencuci tangan dengan sabun, memastikan makanan atau minuman yang dikonsumsi itu matang, tidak menggunakan alat-alat makan bersama dengan orang lain serta menghindari kontak anak-anak kita dari orang yang sakit agar anak-anak kita tetap sehat,” jelas Peneliti di RSCM dan FK UI ini dalam keterangan pers pada Kamis (5/5).

Selain itu, untuk mencegah penularan Hepatitis Akut melalui saluran pernafasan dengan menerapkan protokol kesehatan COVID-19 seperti memakai masker, menjaga jarak dan mengurangi mobilitas.

Upaya lainnya yang dapat dilakukan masyarakat untuk mencegah penularan Hepatitis Akut adalah pemahaman orang tua terhadap gejala awal penyakit Hepatitis Akut.

Prof Hanifah menyebutkan secara umum gejala awal penyakit Hepatitis Akut adalah mual, muntah, sakit perut, diare, kadang disertai demam ringan. Selanjutnya, gejala akan semakin berat seperti air kencing berwarna pekat seperti teh dan BAB berwarna putih pucat.

Jika anak mengalami gejala-gejala tersebut, orang tua diminta segera memeriksakan anak ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat untuk mendapatkan diagnosis awal.

Jangan menunggu hingga muncul gejala kuning bahkan sampai penurunan kesadaran. Karena kondisi tersebut menunjukkan bahwa infeksi Hepatitis sudah sangat berat. Jika terlambat mendapatkan penanganan medis, maka momentum dokter untuk menolong pasien sangat kecil.

“Bawalah anak-anak kita ke fasyankes terdekat untuk mendapatkan pertolongan dari tenaga kesehatan. Jangan menunggu sampai gejalanya lebih berat, karena kalau berat kita kehilangan momentum untuk bisa menolong lebih cepat. Apalagi kalau sampai sudah terjadi penurunan kesadaran, maka kesempatan untuk menyelematkannya sangat kecil,” kata Prof Hanifah.

Comments

comments

Tinggalkan BalasanBatalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Exit mobile version