Belum Lapor LHKPN, KPK Siap Bantu Kapolda Kalsel Irjen Rosyanto Yudha
JAKARTA, Inibalikpapan.com – Nama Kapolda Kalimantan Selatan (Kalsel), Irjen Rosyanto Yudha Hermawan, menjadi sorotan publik setelah putranya, Ghazyendha Aditya Pratama, memamerkan gaya hidup mewah (flexing) di media sosial.
Ghazyendha diketahui membagikan momen syukuran ulang tahun sang ayah secara berlebihan di tengah kebijakan efisiensi anggaran pemerintah. Tak hanya itu, ia juga terlihat menaiki jet pribadi dan melakukan transaksi fantastis hingga Rp1,2 miliar hanya dalam satu bulan pada Desember 2024.
KPK Terbuka Beri Bantuan
Selain kasus flexing yang menuai kecaman, perhatian publik juga tertuju pada tidak adanya laporan harta kekayaan Rosyanto Yudha Hermawan dalam LHKPN (Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara).
Hingga kini, Kapolda Kalsel belum melaporkan kekayaannya ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), padahal sebagai pejabat negara, ia wajib menyampaikan LHKPN.
Menanggapi hal ini, Anggota Tim Juru Bicara KPK, Budi Prasetyo, menyatakan bahwa pihaknya siap membantu jika Rosyanto mengalami kesulitan dalam mengisi LHKPN.
“KPK terbuka untuk memberikan perbantuan dalam pengisian dan pelaporan jika mengalami kendala,” ujar Budi, dikutip dari Suara.com, jaringan Inibalikpapan.com.
BACA JUGA :
“Sehingga pelaporan LHKPN dapat dipenuhi secara patuh, baik dalam ketepatan waktu maupun kelengkapan pengisian,” tambahnya.
Budi menegaskan bahwa LHKPN merupakan instrumen penting dalam pencegahan korupsi, yang nantinya akan dianalisis secara administratif oleh KPK.
Putra Kapolda Kalsel Viral, Flexing di Tengah Efisiensi Anggaran
Nama Rosyanto viral di media sosial setelah putranya, Ghazyendha Aditya Pratama, kedapatan memasang iklan berbayar untuk mengucapkan selamat ulang tahun kepada sang ayah. Tindakan ini menuai kritik, mengingat pemerintah saat ini sedang gencar melakukan efisiensi anggaran sebagaimana instruksi Presiden Prabowo Subianto.
Tak berhenti di situ, unggahan Ghazyendha juga memperlihatkan gaya hidup mewahnya, termasuk naik jet pribadi dan berbelanja dalam jumlah fantastis. Aksi ini memicu kemarahan publik yang mempertanyakan dari mana sumber kekayaannya dan apakah harta tersebut berkaitan dengan jabatan sang ayah.
Kasus ini menjadi pelajaran bagi pejabat negara dan keluarganya agar lebih bijak dalam menggunakan media sosial, terutama di tengah kondisi ekonomi yang menuntut efisiensi dan transparansi.
BACA JUGA

