Bendali Gang Kantil Balikpapan: Dari Pengendali Banjir Menuju Ruang Publik Multifungsi yang Humanis

Wakil Wali Kota Balikpapan Bagus Susetyo saat meninjau pengerjaan di Bendali Gang Kantil

BALIKPAPAN, Inibalikpapan – Penanganan banjir di kota Balikpapan tidak lagi semata-mata berbasis proyek teknis. Pemerintah Kota Balikpapan kini mengusung pendekatan baru: infrastruktur yang tidak hanya berfungsi sebagai pengendali bencana, tetapi juga sebagai bagian dari ekosistem sosial dan ruang hidup warga. 

Salah satu contoh konkret dari strategi ini adalah Bendungan Pengendali Banjir (Bendali) Gang Kantil di Jalan MT Haryono, Kecamatan Balikpapan Selatan.

Bendali ini baru saja menjadi sorotan publik setelah ditinjau langsung oleh Wakil Wali Kota Balikpapan, Bagus Susetyo, dalam agenda pengawasan dan evaluasi kegiatan bidang Sumber Daya Air (SDA) dan Drainase Dinas Pekerjaan Umum (DPU). Dalam kunjungannya, Wawali tidak hanya memantau aspek teknis, tetapi juga menekankan visi transformasi ruang ini menjadi zona multifungsi yang berpihak pada warga.

“Bendali Gang Kantil memang dirancang untuk menampung limpasan air dari beberapa kawasan padat hunian, mulai dari Perumahan Wika, Balikpapan Baru, hingga Global Sport. Tapi kita ingin lebih dari itu. Tempat ini akan kita siapkan sebagai ruang terbuka yang bisa dimanfaatkan masyarakat,” ungkap Bagus Susetyo.

Revitalisasi Bertahap

Pengerukan telah dilakukan selama tiga minggu terakhir sebagai bagian dari proses pemulihan kapasitas daya tampung bendali, yang selama ini tertutup sedimentasi dan sampah. Menurut laporan teknis DPU, sedimentasi menjadi salah satu penyebab utama berkurangnya efisiensi bendali dalam mengendalikan debit air hujan yang tinggi.

Selain pengerukan, Pemkot juga akan membangun pagar pengaman di sekitar bendali sebagai batas fisik sekaligus upaya keselamatan warga, mengingat lokasi ini berada dekat dengan pemukiman. Nantinya, area sekitar bendali juga akan dilengkapi dengan fasilitas penunjang aktivitas masyarakat seperti jalur pedestrian, ruang terbuka hijau, bahkan stand semi-permanen untuk mendukung pelaku UMKM lokal.

“Kita ingin ruang ini menjadi inklusif. Tidak hanya berfungsi menahan banjir, tapi juga mendukung ekonomi warga. Sebagai tempat beraktivitas, berolahraga, bahkan sebagai ruang rekreasi keluarga,” tambah Bagus.

Tantangan: Sedimentasi, Sampah, dan Kesadaran Kolektif

Meski pengembangan berjalan progresif, Bagus Susetyo tak menampik bahwa tantangan besar masih membayangi: kesadaran lingkungan warga. Salah satunya adalah keberadaan sedimentasi dan sampah rumah tangga yang sering menyumbat saluran outlet bendali, terutama saat musim hujan.

Dalam kunjungannya, Bagus meminta para lurah, ketua RT, dan warga sekitar untuk berperan aktif menjaga kebersihan dan fungsi saluran air. Ia menyebut, sebaik apa pun infrastruktur dibangun, akan sia-sia jika masyarakat tidak ikut serta dalam menjaga keberlanjutan fungsi bendali tersebut.

“Kalau saluran bersih, air bisa cepat surut, dan genangan bisa dicegah. Tapi kalau saluran tersumbat sampah. Genangan akan tetap ada. Harus ada tanggung jawab kolektif untuk merawat ini bersama,” tegasnya.

Pemkot berencana menjadikan Bendali Gang Kantil sebagai proyek percontohan dalam penataan ruang berbasis mitigasi bencana dan inklusi sosial. Jika berhasil, pendekatan serupa akan diterapkan di bendali-bendali lain di kota ini.

Kunjungan Lapangan: Memastikan Konsistensi Program Infrastruktur

Usai dari Gang Kantil, Wawali Bagus Susetyo melanjutkan tinjauannya ke sejumlah lokasi rawan banjir lainnya, termasuk Perumahan Sosial, Waduk Wonorejo, Bendali 1 dan 2 di Balikpapan Regency. Serta proyek peningkatan sistem drainase di Jalan Ahmad Yani. Langkah ini menunjukkan komitmen penuh Pemkot Balikpapan untuk tidak hanya membangun infrastruktur. Tetapi juga memastikan proyek-proyek tersebut tepat fungsi dan berkelanjutan.

Langkah-langkah tersebut merupakan bagian dari strategi besar menjadikan Balikpapan sebagai kota yang resilien  tahan terhadap perubahan iklim. Khususnya risiko banjir yang meningkat akibat curah hujan ekstrem dan urbanisasi yang pesat.

Bendali sebagai Simbol Perubahan Cara Pandang

Bendali Gang Kantil kini tak hanya berbicara tentang teknis drainase. Ia menjadi simbol cara pandang baru dalam tata kota: bahwa ruang publik harus adaptif, ramah warga, dan berdampak luas.

Dari genangan menjadi kehidupan, dari potensi masalah menjadi pusat solusi  demikian arah pembangunan kota yang kini diusung oleh Pemkot Balikpapan.***

Editor : Ramadani

Tinggalkan Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses