BI Balikpapan Dorong Perajin UMKM Batik Berinovasi, Siapkan Pameran Fesyen Premium

Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Balikpapan terus mendorong pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di sektor batik untuk keluar dari pakem lama dan lebih berani berinovasi. Upaya ini dilakukan lewat program pembinaan intensif, termasuk kunjungan lapangan ke sentra batik di Solo. (Foto: Samsul/Inibalikpapan)

BALIKPAPAN, inibalikpapan.com – Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Balikpapan terus mendorong pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di sektor batik untuk keluar dari pakem lama dan lebih berani berinovasi. Upaya ini dilakukan lewat program pembinaan intensif, termasuk kunjungan lapangan ke sentra batik di Solo.

Kepala Perwakilan BI Balikpapan, Robi Ariadi, mengatakan program tersebut bertujuan memperkenalkan perajin pada tren batik modern yang lebih variatif.

Selama ini, kita selalu bicara pakem, kalau batik Balikpapan harus ada motif enggang atau cumi-cumi. Padahal, di Solo atau Jogja, para perajin sudah tidak lagi terikat pada pakem lama. Mereka berani bermain dengan warna-warna cerah dan motif yang lebih modern,” ujar Robi, Senin (9/9/2025).

Kepala Perwakilan BI Balikpapan, Robi Ariadi. (Foto: Samsul/Inibalikpapan)

Perkenalkan Teknologi Produksi Modern

Selain mengubah pola pikir kreatif, BI juga memperkenalkan teknologi modern yang dapat meningkatkan efisiensi produksi. Rencananya, sebanyak 12 perajin batik Balikpapan akan berangkat ke Solo untuk mempelajari teknik produksi, penggunaan mesin, dan pengelolaan bisnis batik secara langsung dari para pelaku industri di sana.

“Kami ingin para perajin ini melihat langsung bagaimana proses kreatif dan bisnis berjalan. Mereka akan belajar teknik, teknologi, dan terutama memahami bagaimana pasar modern menuntut inovasi,” jelas Robi.

Tantangan Pasar dan Identitas Produk

Menurut Robi, salah satu tantangan terbesar UMKM batik di Balikpapan adalah minimnya pembeda antara batik lokal dan batik dari daerah lain. Hal ini membuat batik Balikpapan sering dianggap sebagai produk dari luar daerah.

Untuk mengatasi masalah ini, BI mendorong perajin memperluas produk mereka. Tidak hanya sebatas kain batik, tetapi juga ke produk fesyen siap pakai seperti busana dan aksesori.

“Kita latih mereka agar bisa mengolah kain batik menjadi produk fesyen yang variatif. Kita juga punya mimpi menjadikan Balikpapan sebagai pusat fesyen di Kalimantan,” tambahnya.

Peragaan Busana “Mahalige” dan Pameran Nasional

Sementara itu, sebagai langkah awal, BI Balikpapan akan menggelar peragaan busana bertajuk “Mahalige” pada 27 September 2025. Acara ini akan menampilkan karya anak-anak SMA dan mahasiswa yang telah terlatih. Tujuannya untuk mendesain produk fesyen berbasis kain batik dan tenun.

Ke depan, BI menargetkan produk UMKM Balikpapan bisa masuk pameran premium nasional, seperti Kriya Nusa.

“Selama ini, kami hanya membawa produk yang itu-itu saja. Tahun depan, kami ingin membawa UMKM yang benar-benar baru, dengan produk yang memiliki keunikan dan nilai premium,” kata Robi.***

Tinggalkan Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses