BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com – Naiknya harga beras diyakini tak begitu pengaruhi tekanan inflasi di Kota Balikpapan. Mengingat beras salah satu komoditi pangan yang bergejolak masuk dalam volatile food.

Kepala Tim Advisory dan Pengembangan Ekonomi Kantor Perwakilan Bank Indonesia (Kpwk BI) Thomy Andryas memperkirakan kenaikan harga beras belum begitu mempengaruhi tekanan inflasi. Mengingat langkah dan antisipasi untuk menjaga keseimbangan harga telah dilakukan operasi pasar oleh Bulog Kaltimra bersama Dinas Perdagangan.

“Operasi pasar terus dilakukan oleh Bulog dan Dinas Pedagangan. Dan kenaikan harga beras belum begitu mempengaruhi tekanan inflasi,” ucapnya usai sidak beras bersama KPPU Balikpapan, Selasa (23/1/2018).

Disebutkannya, harga beras yang terjadi menjadi pantauan tim dalam menekan angka inflasi. Lonjakan yang terjadi pada harga beras bulan Januari minggu pertama, kedua dan ketiga dalam pantauan kemudian mulai berangsur normal.

“Tadinya beras menyumbang inflasi 0,09 persen tapi sekarang tekanan inflasi sudah 0,02 persen sehingga sudah kembali normal,” sebutnya.

Thomy menambahkan komoditi beras masuk dalam bahan pangan yang bergejolak yang masuk pada volatile food, dan pada minggu keempat sudah terjadi deflasi. “Deflasi 0,01 persen meskipun ada tekanan inflasi. Seperti daging ayam ras terjadi koreksi harga, ikan mas, udang basah, kacang panjang juga terjadi koreksi,” tambahnya.

Comments

comments

Tinggalkan BalasanBatalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Exit mobile version