BMKG Pasang Alat Pendeteksi Dini Tsunami di Pesisir Kalimantan Timur
BALIKPAPAN,Inibalikpapan.com – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) terus memperkuat sistem deteksi dini bencana di wilayah Kalimantan Timur. Salah satunya melalui pemasangan alat High Frequency Radar (HF Radar) yang berfungsi memantau kondisi gelombang, arus laut, hingga potensi tsunami secara mendekati real-time setiap 10 menit.
Koordinator BMKG Kaltim sekaligus Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I Balikpapan, Kukuh Ribudiyanto, M.Si, menjelaskan bahwa alat ini bekerja dengan memancarkan sinyal ke permukaan laut yang kemudian dipantulkan kembali untuk menghasilkan informasi mengenai pergerakan arus dan tinggi gelombang.
“Teknologi ini bisa menjadi early warning system terhadap potensi tsunami. Jika terjadi gelombang tinggi secara tiba-tiba, sistem akan memberikan peringatan dini,” ujar Kukuh, Rabu (22/10/2025).
Ia menambahkan, saat ini sepuluh lokasi di Indonesia, termasuk wilayah Ibu Kota Nusantara (IKN), telah ditetapkan sebagai titik pemasangan HF Radar. Dua di antaranya sudah beroperasi, yaitu di Tanjung Lesung (Serang) dan Pantai Pandang (Pariaman).
Untuk Kalimantan Timur, survei lokasi dilakukan di beberapa titik seperti Samboja, Tanah Merah, Pantai Magar, dan Pelabuhan Perikanan Api-Api. Hasil kajian teknis oleh ahli dari Perancis menyebutkan bahwa Pantai Magar dan Api-Api dinilai paling layak untuk pemasangan alat.
“Pemasangannya tidak akan mengganggu aktivitas warga karena hanya berupa patok-patok antena di bibir pantai, sekitar 300 meter dari garis air,” jelasnya.
Selain alat utama, BMKG juga akan membangun dua bangunan kecil (shelter dan pos jaga) di sekitar lokasi untuk memantau sistem dan menjaga perangkat. Ke depan, data yang dihasilkan akan diintegrasikan dengan aplikasi InaWIS sehingga nelayan dapat memantau kondisi laut secara langsung sebelum melaut.
Kukuh menegaskan, frekuensi radar yang digunakan antara 9–27 MHz telah lulus uji keselamatan radiasi dan dinyatakan aman oleh WHO serta laboratorium uji di Jerman.
“Teknologi ini bukan sekadar alat, tetapi bentuk cinta kita terhadap alam dan kehidupan. Karena mencintai alam berarti menjaga kehidupan dan keselamatan bersama,” tutup Kukuh.***
BACA JUGA
