BMKG Peringatkan Cuaca Ekstrem di Kaltim Selama Periode Desember 2025 Hingga Februari 2026: Hujan Lebat dan Angin Kencang
BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com – Memasuki periode DJF (Desember 2025 –Januari–Februari 2026), Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat Kalimantan Timur (Kaltim) untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi cuaca ekstrem.
Pada periode ini, monsun barat mulai aktif dan membawa massa udara lembap yang memicu peningkatan curah hujan di berbagai wilayah Indonesia, termasuk Kaltim.
Prakirawan BMKG Stasiun Meteorologi Kelas I Sultan Aji Muhammad Sulaiman (SAMS) Sepinggan Balikpapan, Henu Aulia Zuardi, menjelaskan bahwa monsun barat kerap memicu pembentukan awan konvektif skala besar.
“Di periode DJF, curah hujan biasanya meningkat signifikan. Kondisi ini memicu terbentuknya awan kumulonimbus yang dapat menghasilkan angin kencang serta hujan lebat,” terangnya, Rabu 3 Desember 2025
Hujan Lebat di Sejumlah Kabupaten Kaltim
Berdasarkan model prakiraan cuaca beberapa hari ke depan, sejumlah wilayah di Kalimantan Timur berpotensi mengalami hujan lebat hingga sangat lebat. Daerah yang perlu mewaspadai peningkatan curah hujan meliputi:
- Kutai Barat
- Mahakam Ulu
- Berau
- Paser
- Sebagian wilayah Kutai Kartanegara
BMKG memperkirakan intensitas hujan lebat berkisar 50–100 mm per hari, sedangkan hujan sangat lebat dapat mencapai 100–150 mm per hari.
Angin Kencang dan Potensi Gelombang Tinggi
Meski Selat Makassar secara klimatologis tidak terlalu terdampak langsung oleh monsun barat karena terhalang Pulau Kalimantan, pertumbuhan awan kumulonimbus lokal tetap berpotensi meningkatkan gelombang laut.
Rekaman data 10 tahun terakhir menunjukkan tinggi gelombang di Selat Makassar pada periode DJF berada di kisaran 0,5–0,75 meter. Namun angin kencang akibat awan konvektif dapat mendorong gelombang hingga 2 meter di sejumlah titik pesisir.
“Masyarakat pesisir dan pelaku aktivitas laut tetap harus waspada, terutama ketika hujan turun disertai angin kencang,” kata Henu.
Awas Banjirop 4–6 Desember akibat Bulan Purnama Perige
BMKG juga memberikan peringatan khusus terkait fenomena bulan purnama perige yang terjadi pada 4–6 Desember. Pada fase ini, posisi Bulan berada paling dekat dengan Bumi sehingga berpotensi meningkatkan tinggi muka air laut secara signifikan.
Dampaknya, ancaman banjir pesisir (banjirop) berpotensi terjadi di:
- Balikpapan
- Samarinda
- Bontang
- Pesisir Berau
“Kondisi ini meningkatkan potensi banjirop. Warga yang tinggal di daerah rendah dan dekat pantai perlu mewaspadai potensi genangan,” ujar Henu.
BMKG Imbau Masyarakat Tetap Pantau Informasi Resmi
BMKG mengajak masyarakat untuk selalu mengikuti pembaruan informasi cuaca, terutama mereka yang berada di pesisir, bantaran sungai, dan daerah rawan longsor.
Masyarakat juga diminta menghindari aktivitas berisiko saat gelombang tinggi, angin kencang, ataupun pasang maksimum terjadi selama periode puncak cuaca ekstrem. ***
BACA JUGA
