BPBD Ajak Warga Balikpapan Perkuat Mitigasi Mandiri di Titik Rawan Bencana

BALIKPAPAN,Inibalikpapan.com — Memasuki periode intens hujan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Balikpapan menekankan pentingnya peran masyarakat dalam upaya mitigasi dini di lingkungan masing-masing. 

BPBD menilai langkah paling efektif menekan risiko bencana adalah meningkatkan kepedulian warga, terutama di kawasan padat penduduk dan daerah dengan kondisi geografis yang rentan.

Kepala UPT PBD Wilayah Balikpapan Kota, Nadia Anggraeni Suparjan, mengatakan bahwa perubahan cuaca yang cepat dan meningkatnya intensitas hujan membuat kesiapsiagaan masyarakat menjadi faktor yang sangat menentukan. Menurutnya, pengawasan dari pemerintah tidak akan maksimal tanpa partisipasi warga dalam memperhatikan kondisi sekitar.

“Mitigasi bencana bukan hanya soal reaksi saat kejadian, tetapi bagaimana masyarakat mampu membaca tanda-tanda awal dan melakukan pencegahan sederhana. Ini sangat membantu mengurangi risiko,” jelasnya, Selasa (25/11/2025).

Nadia mencontohkan beberapa wilayah seperti Telagasari dan Prapatan yang memiliki kontur berbukit dan dataran curam. Di daerah tersebut, tanda-tanda kecil seperti retakan tanah, genangan tidak biasa, atau perubahan struktur halaman rumah sering kali diabaikan. Padahal, gejala tersebut merupakan peringatan awal yang harus segera ditangani.

“Warga perlu peka. Jika ada retakan kecil di halaman atau tanah terasa mudah bergerak saat diinjak, itu bukan hal sepele. Laporkan agar bisa kami cek. Respons cepat bisa mencegah longsor besar,” ujarnya.

Ia juga menyoroti pentingnya budaya gotong royong dalam pencegahan banjir, terutama di daerah rawan genangan seperti Beler dan Damai. BPBD mencatat bahwa sebagian besar penyumbatan saluran air disebabkan oleh sampah rumah tangga, bukan karena kapasitas drainase semata.

“Kalau masyarakat rutin membersihkan selokan dan saluran kecil di lingkungan mereka, itu sudah sangat membantu. Sampah plastik dan sisa rumah tangga adalah penyebab utama hambatan aliran air,” kata Nadia.

Sementara itu, potensi kebakaran di kawasan padat seperti Klandasan Ilir dan Klandasan Ulu juga menuntut kewaspadaan tinggi dari warga. Instalasi listrik rumah yang tidak standar, penggunaan kabel sambungan berlebihan, serta lupa mematikan peralatan elektronik menjadi pemicu yang sering ditemui.

“Kebakaran bisa dicegah jika warga memperhatikan hal-hal dasar seperti memastikan instalasi listrik aman dan tidak menumpuk stop kontak. Pencegahan jauh lebih murah daripada penanganan,” tegasnya.

Nadia menekankan bahwa mitigasi berbasis masyarakat menjadi pendekatan paling efektif menghadapi bencana. Dengan cuaca yang semakin tidak menentu, kesadaran warga untuk melakukan langkah-langkah pencegahan akan sangat menentukan tingkat risiko di setiap lingkungan.

“Bencana bisa terjadi kapan saja. Tapi kalau masyarakat lebih peduli, lebih rajin memantau lingkungan, potensi kerugian bisa ditekan. Ini kolaborasi antara pemerintah dan warga untuk menjaga kota tetap aman,” pungkasnya.***

Tinggalkan Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses