BPBD Balikpapan Gandeng DP3AKB Perkuat Layanan Pemulihan Psikososial Korban Bencana
BALIKPAPAN,Inibalikpapan.com – Pemerintah Kota Balikpapan terus memperkuat sistem perlindungan masyarakat pada fase pascabencana, terutama bagi kelompok rentan.
Upaya ini dilakukan melalui kolaborasi lebih intens antara Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Balikpapan dan Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB). Kerja sama tersebut difokuskan pada penanganan trauma dan pendampingan psikososial bagi anak-anak, perempuan, serta lansia yang terdampak bencana.
Seketaris BPBD Balikpapan, Fahrianoor mengatakan, sinergi lintas instansi ini merupakan kebutuhan mendesak. Menurutnya, masyarakat sering kali hanya melihat sisi fisik penanganan bencana, seperti evakuasi dan perbaikan sarana prasarana, sementara dampak psikologis korban kerap terabaikan.
“Penanganan bencana tidak berhenti setelah evakuasi dan pemulihan fisik selesai. Banyak korban menghadapi trauma, terutama anak-anak dan kelompok rentan lainnya. Ini yang harus kami tangani dengan serius,” ujarnya, Selasa (25/11/2025).
Fahri menjelaskan, BPBD dan DP3AKB mengembangkan pola pendampingan psikososial mulai dari asesmen kondisi emosional korban, konseling, hingga program pemulihan berbasis komunitas. Tim gabungan diterjunkan langsung ke lokasi terdampak untuk melakukan penyaringan awal terhadap gejala psikologis yang muncul pascabencana.
“Kami melakukan asesmen lapangan lebih dulu, kemudian DP3AKB melanjutkan pendampingan setiap korban. Gejala yang sering muncul seperti kecemasan, ketakutan, kesedihan mendalam, hingga gangguan tidur,” jelasnya.
Menurut Fahri, penguatan koordinasi antar instansi menjadi kunci keberhasilan pemulihan korban. BPBD memegang peran teknis dalam penanganan lapangan dan logistik, sementara DP3AKB memperkuat sisi emosional, psikologis, dan perlindungan sosial. Kolaborasi ini membuat proses pemulihan lebih cepat dan menyeluruh.
“Kami tidak bisa bekerja sendiri. Setiap instansi memiliki tupoksi. Kolaborasi ini memastikan layanan bagi korban lebih cepat dan tepat. Kami juga mendorong partisipasi masyarakat karena penanganan awal dari lingkungan sekitar sangat membantu pemulihan,” tuturnya.
Fahri menegaskan, bahwa kelompok rentan menjadi prioritas utama. Anak-anak, misalnya, rentan mengalami trauma mendalam karena belum mampu memproses kejadian bencana secara emosional. Perempuan dan lansia pun membutuhkan pendekatan berbeda, terutama terkait rasa aman, stabilitas emosional, serta pendampingan jangka panjang.
Pendampingan dilakukan dengan melibatkan tenaga psikolog, pekerja sosial, dan relawan terlatih. Ke depan, BPBD bersama DP3AKB berencana menyusun modul pendampingan psikososial khusus untuk karakteristik bencana yang kerap terjadi di Balikpapan, seperti banjir, tanah longsor, dan cuaca ekstrem.
“Harapan kami, sistem pemulihan psikososial ini semakin kuat. Jadi tidak hanya membangun kembali rumah dan fasilitas, tetapi juga membangun kembali keberanian dan ketenangan warganya,” tutupnya.***
BACA JUGA
