BPBD Balikpapan Soroti Kebiasaan Buang Sampah Sembarangan, Jadi Penyebab Genangan
BALIKPAPAN,Inibalikpapan.com – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Balikpapan kembali menyoroti persoalan klasik yang menjadi pemicu genangan setiap kali hujan deras mengguyur kota.
Kebiasaan sebagian masyarakat yang masih membuang sampah sembarangan disebut menjadi faktor dominan yang memperburuk kondisi sistem drainase, terutama di kawasan Beller dan Damai yang selama ini dikenal sebagai titik langganan genangan air.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Balikpapan, Bambang Subagya, mengungkapkan bahwa sampah rumah tangga menjadi temuan paling sering ketika petugas melakukan pemantauan saluran air. Sampah-sampah tersebut menutup jalur aliran air hingga drainase tidak mampu menampung debit air yang meningkat tajam saat hujan lebat.
“Kami masih menemukan banyak sampah rumah tangga yang menyumbat saluran air. Kebiasaan ini membuat air meluap dengan cepat ketika hujan turun,” ujarnya, Kamis (27/11/2025).
Ia menjelaskan, curah hujan yang meningkat beberapa pekan terakhir seharusnya dapat diantisipasi jika saluran drainase berfungsi optimal. Namun kenyataannya, sejumlah titik drainase masih sempit, dangkal, serta dipenuhi sedimen. Kondisi itu diperparah oleh tumpukan sampah sehingga air tidak mengalir dengan lancar.
“Ketika drainase tidak berfungsi maksimal, air pasti meluap. Masalahnya selalu berulang karena sebagian masyarakat masih membuang sampah ke parit,” jelasnya.
Menurut Bambang, persoalan genangan bukan hanya soal infrastruktur, tetapi juga terkait perilaku masyarakat. Ia menilai perubahan pola pikir dan budaya menjaga lingkungan menjadi langkah paling penting untuk mengurangi risiko genangan dan banjir. Pemerintah dapat melakukan pembersihan berkala, tetapi jika masyarakat tidak ikut menjaga, hasilnya tidak akan maksimal.
“Kami menemukan pola yang sama setiap tahun. Drainase dibersihkan, tetapi beberapa minggu kemudian kembali tersumbat karena sampah. Tanpa disiplin warga, upaya pemerintah tidak akan cukup,” terangnya.
Kawasan Beller dan Damai disebut sebagai dua wilayah dengan laporan genangan terbanyak selama memasuki musim hujan. Di titik-titik tersebut, sampah yang menyumbat saluran air menyebabkan luapan cepat bahkan meski hujan tidak berlangsung terlalu lama. Kondisi ini kerap mengganggu aktivitas warga, mulai dari kemacetan hingga terganggunya kegiatan usaha.
“Beller dan Damai selalu masuk data kami setiap musim hujan. Polanya tidak berubah, karena sampah masih mendominasi penyebab tersumbatnya drainase,” lanjut Bambang.
Untuk itu, BPBD terus melakukan pemantauan lapangan serta koordinasi lintas dinas guna memastikan titik-titik rawan tetap dalam pengawasan. Meski begitu, Bambang menegaskan bahwa upaya teknis tidak akan efektif tanpa kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan.
“Kami butuh dukungan masyarakat. Ketika warga disiplin menjaga kebersihan lingkungan, potensi genangan bisa turun drastis,” tambahnya.
Dengan kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat, BPBD berharap upaya pengurangan risiko genangan di Balikpapan dapat berjalan lebih optimal dan berkelanjutan.***
BACA JUGA
