BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com — Berangkat dari keprihatinan makin ramai Hoax ditengah perkembangan era digital, Gerakan Anti Hoax Jurnalis Kaltim bersama Kominfo Kaltim menggelar sosialisasi perang anti Hoax di kalangan pelajar.

Tiga kota yang menjadi sasaran yakni Kota Balikpapan,  Samarinda dan Kutai Kartanegara mulai 5 -6 November untuk Balikpapan dilanjutkan dua kota pada 11-12 November mendapatkan. Di Balikpapan sekolah yang menjadi sasaran sosialisasi anti Hoax yakni SMA 3, SMA 8, Patra Darma,  dan SMK 1, SMK 3 dan SMK 4.

” Kita lakukan sosialisasi kepada pelajar di 3 kota yakni Balikpapan, Samarinda dan Tenggarong.  Ada sekitar 30 sekolah.  Kita mengajak pelajar sebagai generasi milenial ikut menolak dan memerangi hoax, ” jelasnya Ketua Gerakan Anti Hoax Jurnalis Kaltim Charles Siahaan (6/11/2019).

Charles Siahaan mengatakan pihaknya gencar melakukan edukasi kepada para pelajar untuk menghindari Hoax, ujaran kebencian dan perpecahan bangsa. Sebab dari hoax bisa menyebabkan perseteruan bahkan hingga peperangan sekalipun.

Materi sosialisasi disampaikan sejumlah jurnalis senior baik dari media cetak,  televisi dan online salah satu dari Inibalikpapan.com dan BeritaSatu. 
Hoax bukan hanya menimbulkan kepanikan di masyarakat kesesatan tapi menyebabkan perpecahkan persatuan bangsa.

Penyampaian materi disampaikan oleh jurnalis selama 1 jam hingga 1,5 jam baik berupa penjelasan maupun studi kasus Hoax yang berkembang di masyarakat. Meski awalnya pasif namun setelah memahami Hoax dan dampak serta pencegahan,  banyak siswa yang aktif penyampaian pertanyaan dan pendapat. 


“Adik-adik ini merupakan generasi muda yang sangat rentan penyebaran Hoax karena itu penting adanya sosialisasi di kalangan pelajar,” kata Andri dari Berita Satu, salah satu pembicara di SMK 3 Balikpapan, Rabu (6/11/2019).

Gerakan Jurnalis Anti Hoax Kaltim, didirikan sejak 2017 oleh wartawan Kaltim.Tujuan ikut serta dalam pencegahan hoax khusus kalangan generasi muda.
Jurnalis merupakan profesional yang paling lekat dengan informasi.  Media sosial saat ini menjadi salah satu sumber informasi terhadap peristiwa atau informasi aktual yang berkembang di masyarakat. 

“Masyarakat sekarang itu latah dalam menerima informasi. Sedikit-sedikit langsung percaya. Dan penyebaran hoax paling besar itu ada pada media sosial, dimana hasil survey itu 92,40 persen sumber hoax dari media sosial. Jadi jangan pernah salah menggunakan media sosial anda, karena jejak digital anda tidak terhapus,” tandasnya. 

Usai kegiatan, pelajar membuat deklarasi anti Hoax sebagai bentuk komitmen bersama melawan dan mencegah penyebaran hoax. nanti akan dibentuk grup di kalangan pelajar menolak hoax dengan maksud agar pelajar yang ikut dalam program sosialisasi anti Hoax dapat mengajak pelajar siswa lain melakukan gerakan hal sama menolak hoax.

Comments

comments

Tinggalkan BalasanBatalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Exit mobile version