Cek kesehatan Gratis Sekolah Mulai 4 Agustus di 12 Kota, Targetkan 53 Juta Siswa

Pemain Timnas U-17 Indonesia menjalani pemeriksaan kesehatan / PSSI
Pemain Timnas U-17 Indonesia menjalani pemeriksaan kesehatan / PSSI

JAKARTA, Inibalikpapan.com – Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menargetkan sebanyak 53 juta peserta didik dari berbagai jenjang pendidikan mengikuti program Cek Kesehatan Gratis (CKG) Sekolah selama tahun 2025.

Program ini merupakan bagian dari agenda prioritas Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka dalam memperkuat layanan kesehatan preventif sejak usia dini.

“Program ini adalah wujud komitmen Presiden untuk menjamin akses kesehatan yang menyeluruh, dimulai dari anak-anak sekolah,” kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Kamis (31/7/2025).

Program CKG akan menyasar lebih dari 282.317 satuan pendidikan di seluruh Indonesia, mencakup SD hingga SMA/SMK, madrasah, pesantren, serta sekolah rakyat di bawah binaan Kementerian Sosial dan Kementerian Agama.

Masalah Gigi hingga Kecemasan Dominasi Temuan Awal

Pelaksanaan uji coba CKG telah dimulai di 72 sekolah rakyat berasrama, dan hasilnya mengungkap masalah gigi, gangguan penglihatan, anemia, serta gejala gangguan kesehatan jiwa sebagai temuan dominan.

“Saya juga cukup kaget. Banyak anak-anak kita yang punya masalah gigi, penglihatan, bahkan mengalami kecemasan yang dipicu penggunaan gadget,” ungkap Menkes Budi.

Untuk itu, deteksi dini kesehatan mental menjadi salah satu inovasi penting dalam CKG 2025. Pemeriksaan akan mencakup indikator kecemasan, depresi, dan kesehatan jiwa lainnya, agar bisa segera ditindaklanjuti oleh puskesmas.

Jenis Pemeriksaan Disesuaikan dengan Jenjang Usia

Direktur Jenderal Kesehatan Primer dan Komunitas Maria Endang Sumiwi menjelaskan, CKG menyasar anak usia 7–17 tahun, dengan total 13–15 jenis pemeriksaan sesuai jenjang pendidikan.

  • SD/sederajat: 13 pemeriksaan (status gizi, tekanan darah, kebugaran, gigi, mata, telinga, mental, riwayat imunisasi, dll). Tanpa pengambilan darah.
  • SMP/sederajat: 15 pemeriksaan, termasuk skrining talasemia dan hemoglobin via tusuk jari.
  • SMA/sederajat: 14 pemeriksaan, dengan tambahan pemeriksaan kesehatan reproduksi.

“Untuk SD tidak ada yang disuntik, hanya pemeriksaan ringan. Jadi orang tua tidak perlu khawatir,” tegas Maria.

Pelaksanaan akan dilakukan dengan dua ruang: satu untuk pemeriksaan fisik, dan satu lagi untuk mata dan telinga. Pemeriksaan kebugaran dilakukan oleh guru PJOK di lapangan.

Sinergi Sekolah dan Puskesmas: Jemput Bola Sejak Dini

Program CKG dilakukan secara kolaboratif antara tenaga kesehatan puskesmas dan guru atau tenaga kependidikan. Sebelum pelaksanaan, dilakukan persiapan teknis selama tujuh hari, termasuk distribusi kuesioner ke orang tua dan siswa.

“Anak SD dibantu orang tua untuk isi form, sedangkan SMP dan SMA bisa mengisi sendiri,” terang Maria.

Tindak lanjut dibagi dalam dua pendekatan:

  • Individu: Siswa dengan hasil bermasalah akan dirujuk ke puskesmas.
  • Kelompok: Jika ditemukan tren seperti obesitas massal atau tingkat kebugaran rendah, maka sekolah bersama puskesmas akan menyusun program edukasi khusus.

Kick-off Nasional Digelar 4 Agustus di 12 Kota

Kepala Kantor Komunikasi Presiden Hasan Hasbi menyebut CKG Sekolah sebagai bentuk nyata strategi jemput bola layanan kesehatan yang kini diterapkan pemerintah.

“Bukan hanya masyarakat yang datang ke fasilitas kesehatan. Kini negara yang hadir langsung ke sekolah-sekolah,” tegasnya.

Kick-off nasional akan digelar secara serentak pada 4 Agustus 2025, di 12 lokasi yang mewakili berbagai daerah, seperti Jakarta, Bandung, Semarang, Sidoarjo, dan Tangerang. / Kemenkes/Info Publik

Tinggalkan Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses