Dari Jahe hingga Anggrek Hitam, Kebun Raya Balikpapan Perkuat Pengembangan Tanaman Endemik Bersama PLN

Penandatanganan kerja sama Kebun Raya Balikpapan dengan PLN untuk mendukung penelitian dan pengembangan tanaman lokal seperti Jahe Balikpapan dan Anggrek Hitam. (Foto: Samsul/Inibalikpapan)

BALIKPAPAN, inibalikpapan.com – Memasuki usia ke-20 tahun, Kebun Raya Balikpapan terus memperkuat perannya sebagai pusat konservasi dan pengembangan tanaman endemik khas daerah. Salah satu langkah strategis terbaru mereka lakukan melalui penandatanganan kerja sama dengan PLN untuk mendukung penelitian dan pengembangan tanaman lokal seperti Jahe Balikpapan dan Anggrek Hitam.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Balikpapan, Sudirman Djayaleksana, menjelaskan bahwa selama ini Jahe Balikpapan hanya tumbuh di habitat tertentu, terutama di kawasan hutan dan Kebun Raya Balikpapan. Melalui kerja sama tersebut, pemerintah mendorong agar tanaman endemik itu dapat dibudidayakan secara lebih luas oleh masyarakat.

“Jahe Balikpapan ini tanaman khas daerah kita, tapi selama ini hanya bisa tumbuh di habitat tertentu seperti hutan dan Kebun Raya. Melalui kerja sama ini, kita ingin mengembangkan budidayanya agar bisa ditanam oleh masyarakat luas,” terang Sudirman.

Penelitian ini akan didukung pembiayaannya oleh PLN dengan melibatkan peneliti dari perguruan tinggi. Selain menjaga kelestarian tanaman khas daerah, program ini diharapkan mampu memberikan nilai ekonomi baru bagi masyarakat ke depan.

Kenalkan Kebun Raya Lebih Luas

Di sisi lain, Pemerintah Kota Balikpapan juga berupaya memperluas fungsi Kebun Raya Balikpapan agar semakin dikenal masyarakat luas. Kawasan yang selama ini lebih dikenal sebagai lokasi konservasi, penelitian, dan edukasi di kalangan pelajar serta peneliti, kini mulai diarahkan menjadi destinasi wisata berbasis lingkungan dan olahraga.

Salah satu upaya dilakukan melalui kegiatan lari alam atau fun run yang digelar di kawasan Kebun Raya Balikpapan. “Selama ini memang yang banyak mengenal Kebun Raya Balikpapan itu anak-anak sekolah, peneliti, dan komunitas tertentu. Masyarakat luas belum terlalu familiar. Padahal usia kebun raya ini sudah 20 tahun,” ujar Sudirman.

Menurutnya, kegiatan tersebut menjadi titik awal transformasi wajah Kebun Raya Balikpapan. Fungsi konservasi dan edukasi tetap dijaga, namun pengembangan sebagai ruang wisata dan olahraga ramah lingkungan terus diperkuat melalui penyediaan berbagai fasilitas penunjang.

“Kita ingin masyarakat datang tidak hanya untuk belajar, tapi juga berwisata dan berolahraga. Ini konsep yang saling mendukung,” jelasnya.

Antusiasme masyarakat terhadap kegiatan fun run pun dinilai sangat tinggi. Pendaftaran yang hanya dibuka selama empat hari untuk 1.000 peserta langsung terpenuhi.

“Ini baru pertama kali dan kita masih belajar. Tapi peminatnya luar biasa. Bahkan masih banyak yang meminta agar pendaftaran dibuka kembali,” kata Sudirman.***

Tinggalkan Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses